Mohon tunggu...
Limantina Sihaloho
Limantina Sihaloho Mohon Tunggu... Petani - Pecinta Kehidupan

Di samping senang menulis, saya senang berkebun, memasak (menu vegetarian), keluar masuk kampung atau hutan, dan bersepeda ontels.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Dalam Tubuh Yang Sehat Terdapat Jiwa Yang Sehat

31 Mei 2010   01:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:51 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_153991" align="alignleft" width="239" caption="(Sumber: ariefsuryadi.blogspot.com/2008/1...kok.html)"][/caption] i bungkus bagian luar setiap rokok yang ada di Indonesia ini ada tulisan: "Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin". Sampai sekarang, Indonesia masih kalah jauh dalam hal pengawasan peredaran rokok untuk melindungi warga negera dari dampak buruk asap rokok dibanding dengan Malaysia atau Singapura, negeri-negeri tetangga yang amat dekat dari sini. Bagi para perokok, mungkin karena sudah terlalu biasa, nampaknya peringatan yang ada dalam setiap bungkus rokok yang mereka beli dan bakar di mulut itu tidak mengandung arti apa-apa. Bisa jadi, di ada banyak di antara perokok yang malah tidak pernah membaca peringatan itu? Di Malaysia misalnya, setiap bungkus rokok wajib mencantumkan tidak hanya teks tetapi juga gambar-gambar yang menunjukkan seperti apa bentuk manusia-manusia yang merokok. Bagi anak-anak muda dan remaja, karena memang masih muda, merokok tentu tidak langsung membuat leher mereka bolong atau tidak langsung impoten. Jika mereka merokok terus-menerus sampai usia tua, dapat dipastikan mereka akan menderita berbagai macam penyakit seperti yang tertulis dalam bungkus luar rokok yang masih biasa dijual di negeri ini. Daya tahan manusia sekarang semakin rendah dibanding dengan daya tahan manusia zaman dulu, nenek-moyang kita. Dulu makanan masih serba alami dan tanpa zat-zat pengawet, polusi udara, air dan tanah juga masih minim. Sekarang? Air, udara dan tanah semua sudah terpolusi termasuk makanan. Sebagian besar penduduk di daerha-daerah urban terpaksa makan makanan-makanan instan yang pelan tapi pasti akan merusak sistem kekebalan tubuh mereka. Nah, kalau keadaan yang sudah serba merosot itu harus pula ditambahi dengan ribuan zat-zat berbahaya dari asap rokok yang harus dihirup oleh manusia, betapa mengenaskan kondisi kesehatan masyarakat kita. Di Indonesia ini sendiri, jumlah penduduk yang harus terpapar dan menghirup asap rokok setiap hari sebesar 172 juta dari 64 juta penduduk yang merupakan perokok aktif. Sekali waktu, seorang rekan dosen senior di mana saya pernah mengajar mengeluh mengapa manusia-manusia zaman sekarang seolah-olah mempunyai kesulitan berpikir logis dan analitis belum lagi berpikir inovatif dan tahu apa yang benar dan salah dalam tindakan sehari-hari. Saya agak kaget ketika rekan dosen yang sudah sepuh dan masih sehat karena rajin belajar dan olahraga pagi ini mengatakan, "Saya kira rokok telah membuat manusia zaman sekarang menjadi merosot!" Waktu itu, saya tidak terlalu memikirkan hal itu secara mendalam tetapi dalam perjalanan waktu sebelumnya, saya jadi lebih memperhatikan wajah-wajah manusia yang kebetulan merokok entah yang langsung saya lihat entah yang di dalam foto; wajah-wajah yang gelisah, pada umumnya begitu. Seolah-olah mereka tidak tahu harus melakukan apa. Jadi perlu menyerahkan diri kepada rokok sehingga nampak sedang melakukan sebuah aktifitas. Ada perokok yang bilang mereka nggak bisa mikir encer kalau nggak merokok. Apa benar? Masa sih? Kasihan betul kalau harus ada rokok baru bisa mikir encer. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, kata orang Yunani yang dulu waktu SD saja sudah saya dengar dari guru saya. Guru saya waktu SD suka mengulang-ulang pernyataan ini ketika memberikan pengarahan kepada kami sebelum masuk kelas usai senam kesegaran jasmani (SKJ). Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat. Artinya kan sama juga dengan: Di dalam tubuh yang tidak sehat, terdapat jiwa yang tidak sehat. Merokok itu sudah jelas membuat si perokok dan juga orang lain menjadi tidak sehat. Para perokok kan sebenarnya sedang melakukan proses degradasi peradaban kemanusiaan sebab menyebarkan racun yang jumlahnya ribuan itu kepada diri sendiri dan sesama. Kalau manusia menghirup racun, maka manusia menjadi tidak sehat kan! Oooh, apalagi anak-anak bangsa ini, 43 juta lebih setiap hari harus menjadi penghirup asap rokok hanya di dalam rumah saja. Menarik dan penting untuk meneliti bagaimana rokok telah mengakibatkan kemerosotan karakter dalam diri bangsa ini. Orang yang tidak sehat tubuhnya akan mempengaruhi kesehatan jiwa dan mentalnya. Orang yang kurang minum air putih saja lalu pusing kepala sudah bisa mempengaruhi kinerjanya apalagi orang yang kena berbagai macam penyakit tragis akibat rokok? Penduduk negeri ini menjadi lemah mental antara lain karena dalam tubuh mereka terdapat racun-racun dari entah dari makanan-makanan yang tidak sehat ataupun yang paling mengenaskan, ribuan jenis racun dari asap rokok oleh 64-an juta perokok di negeri ini yang merusak kesehatan sejumlah 172 juta penduduk. Jadinya, sebagian besar penduduk negeri ini kan impoten, tidak hanya dalam urusan fisik tetapi juga dalam urusan bernalar dan bertindak. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Di dalam tubuh yang tidak sehat terdapat jiwa yang tidak sehat. Di dalam tubuh (perokok) yang impoten, terdapat juga jiwa (perokok) yang impoten pula!*** Tulisan-tulisan terkait:

Orang Waras Tidak Merokok Sembarangan

Cara Berhenti Merokok

Mengapa Perempuan Merokok

Rokok Menjadikan Perokok Keras Kepala

Dulu Sirih Bukan Rokok

172 Juta Penduduk Indonesia Menghirup Asap Rokok Setiap Hari

167 Triliun Per Tahun Biaya Kesehatan Akibat Rokok

Bangsa Jenis Apa Indonesia Ini?

Kompasianer Arif B Santoso Perokok Yang Sehat

Setiap 6 Detik 1 Orang mati Karena Rokok

Laki-laki Yang Tidak Merokok Itu Banci?

43 Juta Anak Indonesia Serumah dengan Perokok

Anak Meniru Orang Tua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun