Mohon tunggu...
Liman Halim
Liman Halim Mohon Tunggu... -

I want and need to learn more from others

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bersatu untuk Indonesia Raya 2 {Maaf Prabowo}

19 September 2012   05:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:15 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat Soekarno meminta diberikan 100 orang pemuda supaya bisa mengguncang dunia, Soekarno bukan sekedar melihat jiwa muda penuh semangat yang ingin membangun bangsa dan negara, tetapi secara tak langsung Soekarno meminta persatuan karena Bung Karno tidak meminta secara spesifik hanya pemuda sini atau pemuda sana yang boleh berpartisipasi. Sedikit kilas balik, Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 dilaksanakan di rumah Sie Kok Liong, yang dihadiri antara lain Kwee Tiam Hong, Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, Tjio Djien Kwie. Salah seorang Panitia Kongres Pemuda yang memprakarsai terjadinya Sumpah Pemuda adalah Johan Muhammad Tjia. Saat Kongres yang menghasilkan Sumpah Pemuda yang legendaris, diperdengarkan untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman. pemuda asal Manado. Indonesia Raya, di kemudian hari menjadi lagu kebangsaan. Dan untuk membangun Mesjid Raya terbesar dan termegah di Asia yang berlokasi di Jakarta, Soekarno memilih arsitek muda cemerlang yang bermarga Silaban untuk membuktikan persatuan yang dimaksud.

Menjelang akhir hayatnya, Soeharto tidak pernah menerima dan memaafkan 3 tokoh nasional. Sebagai seorang prajurit, Soeharto tahu apa artinya sebuah pengkhianatan. Sejarah mencatat bahwa kerajaan kerajaan tempo dulu di Nusantara berjatuhan karena pengkhianatan orang dalam, bukan karena disebabkan oleh sentimen SARA. Soeharto akhirnya menyadari bahwa rezimnya jatuh karena pembusukan dari dalam. Seperti ditulis di bukunya Julius Poor, beberapa bulan setelah kejatuhan Soeharto, mantan Pangab Benny Moerdani menjenguk Soeharto di Cendana. Ketika Soeharto bertanya mengapa ABRI meninggalkannya, Moerdani menjawab ‘Tidak, Bapak yang telah meninggalkan ABRI’.

Dari sekian banyak tokoh yang meninggalkan Soeharto di saat saat susah, ternyata ada seorang teman yang tidak pernah meninggalkan maupun menghujat Soeharto, yakni Liem Sioe Liong. Perbedaan etnis dan kepercayaan, tidak menghalangi persahabatan yang tulus di antara keduanya. Zaman perjuangan kemerdekaan, Om Liem membantu menyelundupkan senjata dan amunisi untuk membantu tentara pelajar dan pemuda melawan penjajah. Soeharto sendiri seperti dikisahkan kepada publik, merasa bahwa Om Liem bisa dipercaya. Dari sekian banyak pengusaha yang diberikan kesempatan turut dalam pembangunan nasional dengan mengembangkan berbagai industri, hanya Om Liem yang lebih berhasil.

SBY sebagai seorang Negarawan tentu banyak belajar dari sejarah. Tahun 2004, Ibu Ani diterpa isu agama. Mungkin SBY tidak habis pikir, seorang putri dari Jenderal Sarwo Edhie saja bisa mengalami stigmatisasi isu SARA. Bagaimana dengan rakyat sipil lainnya? Tahun 2009, istri Boediono Ibu Herawati kembali diterpa fitnah SARA. Sungguh kejam politisasi SARA bukan ?

Sekitar 2 minggu lalu berlokasi di PRJ yang disediakan oleh kadernya Hartati Murdaya, Ketua DPR Marzuki Alie mengumpulkan para pengusaha nasional beretnis Tionghoa untuk bersilahturahmi dengan Presiden SBY. Marzuki juga mengundang calon gubernur Foke dan Nara. Pada kesempatan itu, Presiden meminta semua hadirin menjaga kekompakan. Semua komponen bangsa dibutuhkan untuk membangun bangsa dan Negara, Tentu kali ini SBY dan Demokrat tidak akan melupakan dukungan dari segala lapisan rakyat. Marzuki seperti dikutip Tempo, tentu tahu apa yang harus disampaikan dan apa yang tidak perlu disampaikan. Sebagai seorang politisi, pernyataan Marzuki untuk konsumsi media pasti akan berbeda dengan ketika di hadapan pengusaha, apalagi sedang dalam rangka mencari dukungan untuk kader partai Demokrat yang akan bertarung di Pilgub DKI.

Sebagai Ketua DPR, Marzuki sering keceplosan dan nyeleneh. Belum lagi ketemu anggota legislatif yang tidak disiplin,  menonton film bokep di saat sidang padahal partainya sangat agamis, memainkan anggaran di Banggar, Wisma Atlet, Hambalang dan yang paling tidak dinyana memainkan anggaran kitab suci Al-Quran. Marzuki tentu tidak bisa berbuat apa apa atau melampiaskan kekesalan karena meski galau, parpol parpol tempat kader bermasalah tersebut berkoalisi mendukung SBY, dan juga Foke Nara sebagai calon gubernur dari Partai Demokrat. Mungkin karena saking tertekannya psikologis yang menyebabkan Marzuki asal bunyi, kurang cerdas dan cenderung jadi tidak peka. Ketua DPR bahkan pernah menyalahkan kaum marjinal dengan menyatakan orang miskin karena malas, jadi salah sendiri. Nah.

Mirip tudingan dari gubernur DKI dulu, kalau terjadi pemerkosaan di angkot bisa jadi salah korban apalagi karena memakai rok mini. Bersyukur seorang patriot yang berasal dari Papua tidak menghiraukan apa yang disampaikan pejabatnya yang kurang peka. Begitu mendengar ada teriakan minta tolong dari angkot yang melaju kencang, tanpa berpikir sedang tidak berdinas ataupun busana apa yang dikenakan calon korban di angkot, insting prajurit yang bertugas di Kopassus segera bertindak. Tentara yang memegang teguh Sapta Marga, tentu tidak akan memilih milih siapa penjahat siapa korban. Kejahatan tetap harus ditindak apapun dalih yang menyertainya. Merupakan tugas Negara untuk melindungi segenap rakyat, menciptakan kondisi aman dan tenteram serta mencerdaskan bangsa, tanpa memandang apakah rakyat miskin atau tidak.

Pemuda dari Indonesia Timur tersebut, menerapkan persatuan dan kekompakan yang sesungguhnya dan saatnya Indonesia membutuhkan tokoh tokoh muda maupun yang sudah senior yang mampu berdiri di atas semua golongan, untuk membangun dan membawa Indonesia, DKI Jakarta khususnya menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun