Mohon tunggu...
Lima LensaLiputan
Lima LensaLiputan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

5 orang mahasiswa yang berambisi besar untuk menuliskan apa yang ada di benaknya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cahaya Hidayah yang Menembus Kegelisahan

7 April 2024   18:51 Diperbarui: 7 April 2024   19:17 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di balik senyumnya yang menawan, Suci Suwardiwati, gadis 19 tahun asal Bali, menyimpan sebuah pergolakan batin yang mendalam. Suci lahir dari orang tua beragama hindu, ayahnya beragama Hindu asli sedangkan ibunya dulu beragama Islam dan pindah ke Hindu karena menikah dengan suaminya. Suci pun dibesarkan dalam tradisi Hindu. Hal ini yang menyebabkan Suci memeluk agama Hindu. Namun, hatinya selalu bertanya-tanya, seakan ada ruang kosong yang tak terisi.

Saat ini di negara kita Indonesia, perpindahan agama mungkin memang banyak ditemukan di sekitar lingkungan kita, namun tidak banyak dari kita mengetahui apa saja yang menjadi titik balik atau cerita dibalik perjuangan seseorang dalam mengambil keputusan besar dihidupnya yang menyangkut kepercayaan akan Tuhan Yang Maha Esa. 

Selama kehidupannya Suci merasa tidak mendapatkan kenyamanan selama menjadi seorang Hindu, dia merasa ada sesuatu yang kurang karena dia tidak mendapatkan "feel" selama beribadah.  Ia bagaikan burung yang terperangkap dalam sangkar, mendambakan kebebasan untuk terbang dan menemukan jati dirinya. Kehidupan sehari-hari Suci pun merasa penuh kebingungan dan kehampaan karena tidak nyaman dengan agama yang dipeluknya.

Di tengah kebingungannya, Suci dihadapkan pada kenyataan pahit, perceraian orang tuanya, karena suatu alasan yang tidak bisa diceritakan. Ibunya kembali memeluk Islam, agama yang dianutnya sebelum menikah. Melihat keteguhan sang ibu, benih-benih keingintahuan Suci tentang Islam mulai tumbuh.

Diumur nya yang menginjaki usia sembilan belas tahun memang menjadi masa dimana rasa keingintahuan seseorang sangatlah meningkat. Begitu juga dengan apa yang dirasakan oleh suci, ia mulai timbul rasa ingin tahu mengenai semua hal termasuk mengenai agama yang selama ini ia percaya. Seperti ada yang mengganjal di benak nya dan ia ingin mencari tahu tentang keteguhan dan kepercayaan nya saat ini. 

Dukungan sang pacar (Taufik) menjadi titik balik dalam kehidupannya. Terinspirasi oleh keteguhan sang pacar dalam menjalankan ibadah dan amalan lainnya dalam agama Islam, Suci memberanikan diri untuk mengikuti jejak sang ibu.

Namun, keraguan menghantui nya. Bagaimana jika keluarga ibunya meragui keputusannya? Bagaimana jika ia dihujani penolakan?

Dengan penuh keraguan, Suci memberanikan diri untuk berbicara kepada sang ibu. Ia mengungkapkan keinginannya untuk memeluk Islam. Air mata kebahagiaan membasahi pipi sang ibu. Ia tak menyangka putrinya akan mengikuti jejaknya.

Dengan penuh kasih sayang, sang ibu membantu Suci menyampaikan keputusannya kepada keluarga. Dukungan dan penerimaan hangat dari keluarga sang ibu bagaikan embun penyejuk di tengah gurun tandus. Keraguan Suci sirna, digantikan oleh rasa bahagia dan damai yang tak terkira. Begitupun dengan perasaan Sang ibu, setelah mengetahui anaknya telah memutuskan untuk memeluk agama Islam dengan dasar keputusannya sendiri.

Cerita perjalanan menuju Islam yang dialami oleh Suci Suwardiwati. Sebelumnya beragama Hindu, Suci merasa tidak mendapatkan kenyamanan saat menjalankan ibadahnya. Hal ini membuatnya mulai merenung dan akhirnya memutuskan untuk mengikuti ibunya yang pindah ke agama Islam. Banyak langkah berat, pikiran buruk, serta kegelisahan yang menghantui saat menentukan pilihan nya tersebut. Memang keputusan untuk memeluk dan mempercayai suatu agama bukan lah suatu keputusan yang mudah bagi siapapun terlebih saat ini suci harus menentukan pilihan tersebut saat usia nya terhitung masih remaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun