Mohon tunggu...
Lily White
Lily White Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sudahkah Kita Menyatu dalam Pekerjaan atau Tertekan?

19 Februari 2016   13:42 Diperbarui: 19 Februari 2016   13:58 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Entah apapun profesimu saat ini, yang penting itu baik, bermanfaat dan tidak merugikan makhluk lain, maka bekerjalah dengan setulus hati, penuh kebaikan, dan kejujuran. Niscaya, semua akan indah.

Tak jarang orang bekerja secara tidak tulus, hati mereka tak ada disana, sehingga banyak yang merasa tertekan. Bahkan kejujuran seorang dalam bekerja pun dipertanyakan? Oleh karena itu, ubahlah sudut pandang Anda. Bekerja bukan semata-mata untuk kepentingan diri sendiri.

Ketika kita menjadikannya sebagai bentuk pelayanan, maka kita tidak menganggap suatu pekerjaan sebagai beban, sehingga tiada kata tertekan. Namun hendaknya menjadikan suatu pekerjaan sebagai media untuk berkarya dalam proses mengembangkan potensi, berbuat baik melalui pelayanan, dan menemukan makna hidup darinya.

Karena kita terlahir sebagai manusia, tentunya mempunyai potensi dan itu bermanfaat bagi makhluk lainnya. Seperti halnya sebuah benih berpotensi untuk tumbuh menjadi pohon besar yang berbuah, serta dapat pula dinikmati buahnya yang lezat.

Alhasil, Anda akan menganggap suatu pekerjaan seperti halnya bermain dalam suatu permainan. Anda menikmati dan semakin sulit levelnya, Anda semakin tertantang untuk memainkannya. 

Pada akhirnya hidup Anda bukan mengenai seberapa hebatnya pekerjaan dan banyaknya materi yg Anda miliki, ataupun seberapa tinggi status sosialmu, namun lebih kepada betapa berharga dan bermanfaatnya Anda di mata orang lain, sehingga kehadiranmu di dunia mampu menciptakan jalinan kasih pada sesama. Dan ketika Anda meninggal, orang-orang merasa kehilangan sesuatu yang berharga dari diri mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun