Alam mengajarkan sesuatu. Kita hanya cukup peka untuk menyadarinya.
Suatu ketika setelah terjaga dan beranjak dari tempat tidur...
Kutatap langit, namun hari ini ada sesuatu yang berbeda. Langit maha luas dengan bintang berkerlap kerlip menyuarakan keheningan dan kesunyian alam. Langit cerah tak berawan, bintang-bintang pun bersinar kemilau.
Bagaikan langit cerah tak berawan, demikianlah batin yang jernih mampu melihat dengan jelas segala fenomena sebagaimana apa adanya...
Di tengah-tengah keheningan, muncul sekilas cahaya dan lenyap seketika. Tak begitu jelas, cepat sekali sampai hanya kembali melihat langit gelap, seolah-olah tak pernah terlihat.
Begitupula dengan pikiran. Namun, pikiran bergerak jauh lebih cepat dibandingkan bintang jatuh. Demikianlah fenomena ketidakkekalan merupakan suatu proses muncul, berlangsung, dan lenyap. Karena begitu cepatnya sehingga masih banyak di antara kita menganggapnya kekal dan tidak menyadari akan proses ini...
Burung pun mulai berkicau. Dengan suaranya yang kecil dan merdu menyambut datangnya pagi dan membangunkan kawanannya. Perlahan burung-burung yang lain ikut berkicau bersahut-sahutan. Ayam pun berkokok memecah keheningan.
Kedamaian sejati bukan hanya dikondisikan oleh alam yang hening saja. Namun, dipengaruhi kondisi batin yang hening dan damai.
Hidup tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan. Terkadang bahagia, terkadang sedih. Ibarat alam terkadang terik, mendung, terkadang pula hujan badai. Terkadang tenang, terkadang riuh. Kondisi tidak pasti, tidak menentu.