Mohon tunggu...
Lily Swadayanti
Lily Swadayanti Mohon Tunggu... -

tinggal di jakarta, suka amembaca, senang mempunyai banyak teman, karena paling takut merasa kesepian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rumah Ibu : tempat aku menjadi anak kecil kembali

27 Desember 2009   05:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:45 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rumah dimana tempat aku dibesarkan masih tetap mempunyai daya sihir yang membuat aku kangen kembali kesana. Rumah gaya lama, masih berkotak ruangannya, hordennya mash memakai tali rafia, sepreinya masih seprei lama duluuuu aku sering tidur diatasnya. tempat tidurnya masih yg besar dengan kayu papan di bawahnya... dan masih kasur kapuk hehehe..

Dapurnya masih sama.... walau sudah pakai kompor gas, tetap saja masih ada kompor minyak tanah. masih ada termos air (hehehe..), ceret-ceret air.  Gelas-gelas besar, dan piring-piring aluminium dan palstikdisamping piring beling model lama yang bergambar bunga-bunga. Aku ingat duluuu aku sampai kelas 6 tidak boleh pakai piring beling .. takut pecah. Jadi masih pakai piring plastik.. dan masing-masing punya warna sendiri. Maklum keluarga besar.

Dan yang paling menyenangkan.... disitu ada barang-barang pribadiku. Dari foto-foto semasa kecil, pernak-pernik kecil seperti karet penghapus, pensil kesayangan, bros, jepitan rambut, kalung-kalung fancy... masih tersimpan rapi walau sedikit berdebu. Rasanya dengan melihat barang-barang itu serasa aku kembali ke masa lalu.... Masa sih..? setelah 25 tahun berlaluuuu...??

Hahaha,,,, aneh tapi nyata, apalagi kalau aku membaca buku-buku harianku.... waaahhh, serasa berputar kembali kejadian itu dihadapanku bagaikan serial filem bersambung. Never ending story.. Apalagi kalau meneyerempet kisah-kisah cinta monyet rasanya lucu dan konyol.

Semua masih diletakkan ditempat asalnya, sama seperti dulu ketika aku tinggalkan rumah ini mengikuti suamiku. Letak kursi-kursi, foto-foto di dinding, pot-pot bunga, piring-piring makan, semua masih sama.

Pernah ketika aku nginap beberapa hari di rumah ibu, aku memindahkan semua barang-barang yang ada sesuai seleraku, ibu tak berkata apa-apa. Tapi ketika aku kembali kesana beberapa waktu kemudian barang-barang itu telah diletakkan kembali ke tempat asalnya.

Menurut Ibu.... jangan memindah-mindahkan sesuatu di rumah ini. Ibu suka bingung mencarinya. Dulu Bapak kalian yang mengaturnya....., iya ibu telah ditinggal bapak lebih dari 15 tahun. Wajarlah kalau kenyamanan dan kenangan itu beliau pertahankan.

Dan bila di rumah ibu, tentu aturan ibu yang harus diterapkan. Tidak boleh makan selain di meja makan, harus makan nasi 3kali sehari, tidak boleh makan sambil berbunyi, tidak boleh mandi di malam hari, harus bangun pagi dsb.. dsb.... dan itu berlaku buat aku, anaknya. Kalau buat cucunya  ibu tidak berani menegur karena bukan wewenangnya, yang berhak orangtuanya, kata ibu. Addduuh...

Bayangkan sudah sebesar ini aku masih dikontrol ck..ck... Tapi ternyata  hal berlaku buat semua adik dan kakak-kakakku bila berkunjung. Mungkin kita masih tetap dianggap anak kecil.. dan tetap menjadi anak kecil selamannya dihadapan ibu.

Yaps... apapun itu toh tidak mengurangi rasa hormat dan sayangku kepada ibu. Mungkin suatu saat nanti ketika aku menjadi tua, aku seperti itu juga aku  kepada anak-anakku, Bila hal ini menyenangkan hati Ibu... tentu saja aku iklas luar dalam, karena ini merupakan baktiku kepada orang tua, jalan ke surgaku.

Deepest from my heart : I love you Mom, what ever you are.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun