" MIMPI SUARA JALANAN "
Tampak seorang tua berjalan tertatih,
terseok-seok melalui sepanjang trotoar,
berbekal gitar tua di genggaman tangannya,
sendiri membelah panasnya cuaca siang.
Diantara suara bising kendaraan,
lalu lalang mesin yang tiada henti,
berselang-seling dengan sumpah serapah,
para pengemudi yang sudah tak sabar.
Suasana yang terasa berat di dadanya,
tetapi ia harus tetap gigih berdiri tegar,
berharap cukup dapat melalui hari ini,
syukur jika lebih untuk esok nanti.
Semua tiada tentu berarti kepastian,
hanya bermodal kemampuan seadanya,
bernyanyi dengan nada yang seperti itu,
senandung lagu nostalgia lama tempo dulu.
Di mana mungkin sudah tak dikenali lagi,
ia berkeliling mencari uluran tangan baik,
mencoba bersandar sedikit rasa belas kasih,
dari mereka yang memberi perhatian.
Dan disaat lelah dirasakan tubuhnya,
ia akan sekedarnya saja memandang sekitar,
duduk diam tak berucap kata di bibirnya,
menikmati apa yang terjadi.
Dengan tatapan yang entah kemana,
pikiran yang berputar menari di tempat,
karena raga telah cukup didera derita,
sedangkan hatinya jauh lebih lama membeku.
Bersatu di tebal dan kerasnya kehidupan,
Yang membawanya terbang di hayalan dunia,
keindahan di dalam gedung-gedung bertingkat,
gambaran nikmat surga di dalam mimpinya.
Melayang sejauh bayang-bayang keinginannya,
tetapi ternyata apalah daya kesanggupannya,
hanya mengais jatuhnya sejumput rejeki,
keping terserak di perempatan lampu merah.
Mojokerto, 19 April 2024