" KEADILAN UNTUK SAYAP KU "
Wahai sayapku,
meski engkau telah patah,
yang sesaat membuat ku terjatuh,
lupa arah hilang kendali tak bertujuan,
hingga dulu pernah sempat kutanyakan,
keadilannya pada langit dan bintang,
tetapi tak pernah ada jawaban baiknya,
sampai kutemukan sendiri kebenaran sejati,
di mana ku tak akan meminta-minta lagi,
karena hati ku kini telah ikhlas berketegaran,
ku tak akan rapuh dan terluka lagi,
telah kuterima semua apa adanya,
sebab dan akibat kehidupan,
sebagai mana adanya perubahan,
semua hanya proses datang dan pergi,
masa perputaran muncul dan lenyap,
yang akan berlangsung sesuai waktunya,
cepat atau lambat berubah pasti,
tiada berkekalan membawa deritanya,
perpisahan juga pada akhirnya,
begitu juga dengan diri ku sendiri,
yang harus kupahami dan kumengerti,
di kalanya harus kulepaskan nanti.
Mojokerto, 30 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H