" JUJUR KU PADAMU "
Saat pertama perjumpaan itu,
ada debar yang kurasakan,
menyapa tubuh dan hatiku,
semua seperti menyadarkan.
Bagai cermin tampak apa adanya,
sebelum tirai hati ini ku buka,
untuk hanya mencintaimu saja,
karena aku hanyalah laki-laki biasa.
Yang selalu hanya ingin setia,
sesuai keadaan dan kemampuan ku,
sebab ku tahu mustahil bagiku,
tuk merubah embun menjadi permata.
Aku pun tak mau kau terlalu bermimpi,
berhalusinasi fatamorgana kemilau dunia,
hayalan jauh yang hanya menggores luka,
keinginan memetik bintang di langit tinggi.
Jatuhnya rembulan di pangkuanmu,
di sekedar janji cinta yang kuucapkan,
setelah kudapatkan lalu kucampakkan,
maaf aku tak bisa seperti itu.
Demi hasrat sesaat membohongimu,
apalagi melukai sucinya jiwamu,
ku hanya ingin kejujuran didepanmu,
seperti juga yang kuharapkan darimu.
Mojokerto, 12 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H