" MEMELUK ULAR "
Tibalah di ujung malam tuan,
duduklah ia di tepi jalanan sebuah kota,
diantara suasananya yang telah sepi,
keheningan yang mulai nampak lengang,
karena malam telah lama datang bersua,
mengiringi dinginnya di sela rintik hujan,
tersembunyilah nafsu berselaput tipis,
pakaian terbuka minim seadanya,
menunjukkan bisikan gelora birahi,
di lekuk aduhai kegairahan tubuhnya,
yang ia pikir terlihat kemolekannya,
dan elok bagi ia yang terpana buaian,
kumpulan yang dianggap bentuk keindahan,
namun menyembunyikan bisa di dalamnya,
di alunan percikan cinta yang ditawarkan,
dekap kehangatan yang ditebarkan,
suara manis memikat bujuk rayuan,
bibir merah menarik kata penuh simpati,
hasrat dalam hati rasa memiliki sesaat,
untuk memeluk ular dibalik selimut,
siapa yang terlena akan memanggilnya.
Mojokerto, 29 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H