" DIAM MENGENANG MU "
Saat kepergianmu,
diantara derai-derai hujan,
teriringlah tatapanku mengikutimu,
yang tak mengusik ketenangan.
Penuh makna tanpa kata terucapkan,
bibir ini telah kehilangan suara dalam deru,
hanya berdiri terpaku sambil merentangkan,
jauh jarak perbatasan ruang dan waktu.
Pikiran yang memintal benang-benang ingatan,
dalam diam mengalun memori keheningan,
terurainya melodi kisah yang berjajar rapi,
mengikat jalinan rajutan tak bertepi.
Membentuk hamparan selendang panjang,
dengan sketsa indahnya yang terbentang,
di mana akan kukenakan pada saatnya nanti,
bila hati mulai dingin menyepi.
Karena inilah caraku mengenangmu,
meski selama ini ku hanya tampak membisu,
sebab ku ingin menyimpan tentang mu di hati,
lebih dari yang ku mengerti sendiri.
Mojokerto, 26 November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H