Anak sebagai penerus bangsa dan agamanya harus mendapatkan pendidikan sejak dini. Pendidikan usia dini dianggap sebagai dasar dari semua pendidikan yang akan diterima seseorang. Namun, banyak orang tua yang menganggap tabu dan tidak pantas untuk mengajarkan pendidikan seks kepada anak-anak mereka sejak kecil. Sikap seperti ini berdampak negatif pada masyarakat, sedangkan tujuan Pendidikan seks adalah untuk melindungi diri dan keluarga dari neraka sesuai dengan perintah Allah SWT (Q.S. At Tahrim: 6): "Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka".
Anak-anak yang tidak diajarkan pendidikan seksual sejak dini cenderung menganggap pergaulan bebas yang marak saat ini sebagai hal yang normal. Hal ini menyebabkan banyak kekerasan seksual yang dialami oleh anak-anak akibat tindakan orang yang tidak bertanggung jawab. Saat ini, remaja perempuan yang belum menikah tetapi tidak perawan dianggap lumrah. Bahkan, remaja saat ini menganggap bahwa perawan adalah hal yang aneh dan tidak keren. Orang tua harus bertanggung jawab untuk mengajarkan pendidikan seksual kepada anak-anak mereka untuk mencegah pergaulan bebas dan kejahatan seksual pada anak (child abuse).
Perhatian terhadap pendidikan seksual pada anak harus ditingkatkan seiring dengan kemajuan teknologi seperti TV, HP, internet, dan lain-lain. Media ini mudah diakses oleh anak-anak dan seringkali mengandung unsur pornografi. Otak anak yang terpapar hal ini seringkali membentuk pandangan atau nilai seksualitas yang akan diikuti hingga dewasa. Orang tua harus memberdayakan nilai gender yang sesuai dengan agama untuk menghadapi fenomena ini.
Dalam memberikan pendidikan seks, orang tua dihadapkan dengan beberapa faktor yang menentang, seperti tingkat pengetahuan tentang kesadaran ekonomi dan pendidikan orang tua yang rata-rata rendah. Saat ini, orang tua sulit memberikan pendidikan seks yang memadai dan benar kepada anak-anak mereka karena beban hidup yang berat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan terbatasnya waktu untuk bersama anak-anak mereka di rumah. Mereka juga tidak mengerti kapan, di mana, dan bagaimana seharusnya memberikan pendidikan seks.
Selain faktor di atas, orang tua mungkin merasa tidak nyaman membicarakan masalah pendidikan seks karena beberapa alasan, seperti kurangnya efektivitas komunikasi antara anak dan orang tua, kurangnya pengetahuan untuk menjawab pertanyaan tentang seksualitas dan reproduksi, dan tidak menciptakan suasana yang terbuka dan bahagia antara anak dan orang tua.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam memberikan pendidikan seksual kepada anak-anak sejak dini adalah:
1. Menanamkan pemahaman tentang maskulinitas pada anak laki-laki dan feminitas pada anak perempuan.
2. Mengajari anak untuk menjaga kebersihan organ intim mereka.
3. Menerapkan rasa malu pada anak untuk mendorong mereka untuk menghentikan perilaku buruk dan memalukan, serta mencegah mereka melakukan dosa dan maksiat serta mengabaikan hak orang lain.
4. Memisahkan tempat tidur anak perempuan dan laki-laki untuk menyadarkan mereka tentang perbedaan jenis kelamin.
5. Memperkenalkan waktu berkunjung, yaitu sebelum subuh, tengah hari, dan setelah salat Isya, saat anak-anak memasuki kamar orang dewasa kecuali dengan izin terlebih dahulu.