Mohon tunggu...
LILY PONG
LILY PONG Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seseorang yang periang. Hobi saya menari dan menyanyi,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Adat Cireundeu

10 Oktober 2023   12:21 Diperbarui: 10 Oktober 2023   23:39 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan modul nusantara ke-6 kali ini, kami mengunjungi Kampung Adat Cireundeu yang terletak di Leuwigajah, Kec.Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Kampung Cireundeu diambil dari "ci" artinya air dan Reundeu artinya tanaman Reundeu. Masyrakat Cireundeu mempunyai pembagian wilayah yang dingat sejak dulu yaitu Leuweung Larangan, Leuweung Tutupan, dan Leuweung Baladahan. Leuweung atau hutan mempunyai arti penting bagi mereka yaitu sebagai ibu batin dan juga gentong bumi yaitu penghasil air.

Masyarakat ini dikenal dengan budayanya dalam mengonsumsi singkong sebagai makanan pokoknya dan tidak mengonsumsi nasi beras. Nasi yang terbuat dari singkong itu disebut dengan nama rasi. Pada tahun 1918 dengan disepuhi oleh Kang Ali, beliau mengajak masyarakat untuk mengonsumsi singkong dan sejak saat itu mereka tidak mengonsumsi nasi beras sebagai makanan pokok. Kebiasaan ini masih dipertahankan sampai sekarang, karena mereka berpegang pada pepatah "Teu boga sawah asal boga pare, teu boga pare asal boga beas, teu boga beas asal bisa nyangu, teu nyangu asal dahar, teu dahar asal kuat". hal ini terjadi karena dulu nenek moyang mereka berpuasa memakan beras selama waktu tertentu, dengan tujuan mendapatkan kemerdekaan lahir dan  batin. Distribusi rasi ini dilakukan oleh masyarakat cireundeu sendiri, baik itu mulai dari penanaman dan pengolahan menjadi rasi. Singkong ini tidak hanya menjadi makanan pokok saja, tapi juga menjadi sumber ekonomi. 

Kesenian yang ada di Cireundeu adalah :

1. kecapi Idung,  alat musik berdawai yang digunakan pada tembang sunda Cianjur sebagai pengiring vocal (mamaos dan panambih).

2.Karinding, alat musik tradisional yang dibuat dari bambu  atau pelepah enau, dimainkan dengan mulut disertai pukulan jari sehingga menghasilkan bunyi yang unik. Dulu digunakan petani sunda untuk mengusir hama dan binatang perusak tanaman.

3.Angklung Buncis, alat musik yang tidak terpisahkan dari upacara Seren Taun dan dimainkan saat upacara berlangsung. Dinamakan angklung buncis karena lagu yang dimainkan adalah lagu buncis. kata buncis berarti "Budaya Urang Nurutkeun Ciri Sunda". Alat musik ini terbuat dari bambu hitam berumur 3-4 tahun.

Dokpri
Dokpri

Agama yang dianut masyarakat Cireundeu adalah Sunda Wiwitan, ajarannyaa lebih menitikberatkan pada kemanusiaan dan kebangsaan. Ada juga aturan tentang pernikahan masyarakat yaitu menikah tapi tidak boleh cerai, tidak boleh berpoligami baik laki-laki dan perempuan, dan tidak boleh menikah dengan orang luar negeri. Ada juga aturan ketika ingin mendaki ke puncak salam yaitu tidak boleh memakai baju merah, tidak menggunakan alas kaki, tidak boleh merusak alam, dan membuang sampah pada tempatnya.

Setelah melakukan pendakian, saya memilih untuk belajar angklung buncis. Dimana cara memegangnya yaitu tangan kiri memegang ditiang tengah dan tangan kanan hanya menggunakan jempol dan telunjuk untuk memegang bagian ujung bawah angklung, cara memainkannya dengan digoyang. Pada saat belajar kami memainkan lagu tonggeret, dan ketika kami belajar berkali-kali akhirnya kami berhasil memainkan aklung dengan irama yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun