[caption caption="Hidup Cuman Sekali jadi berbuatLah kebaikan.."][/caption]
Pada Bulan lalu, sebuah artikel menceritakan tentang seorang remaja yang mengalami overdosis karena kekecewaanya pada sang pacar yang tidak menuruti keinginannya. Remaja ini menyuruh sang pacar untuk meminum obat jenis Tramadol dan obat batuk Komix rasa jahe yang sudah di campur dengan kopi tapi sang pacar menolaknya. Karena merasa kecewa, remaja akhirnya menenggak semua obat Tramadol yang ada di saku celananya sebanyak 7 butir, dilanjutkan dengan meminum Komix sebanyak 10 sachet yang sudah di campur dengan kopi. Beberapa menit kemudian remaja ini mengalami kejang-kejang karena diduga overdosis.
Apakah itu tramadol??????
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat, juga menghambat reuptake norepinefrin dan serotonin.Tramadol diindikasikan untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca pembedahan.Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghambat sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmiter dari saraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.
Efek samping yang umum terjadi seperti pusing, sedasi, lelah, sakit kepala , pruritis, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering, mual, muntah, dispepsia dan konstipasi. Efek analgesik dan sedasi tramadol ditingkatkan pada penggunaan bersama dengan obat-obat yang bekerja pada SSP seperti transquilizer, hipnotik.
Bagaimana dengan Komix Jahe??
Komix Jahe diindikasikan untuk meredakan batuk . Setiap sachet mengandung :Guaifenesin, Dextromethorphan HBr, dan. Chlorpheniramine Maleate. Berdasarkan komposisi diatas yang sering disalahgunakan adalah Dextromethorphan HBr.
Dekstrometorfan (DMP) adalah suatu senyawa turunan morfin, yang memiliki nama kimia/IUPAC (+)-3-methoxy-17-methyl-(9α,13α,14α)-morphinan, suatu dekstro isomer dari levomethorphan. DMP merupakan agonis bagi reseptor sigma dan antagonis reseptor NMDA (N-Methyl D-aspartat) yang berada di sistem syaraf pusat. Dengan demikian efek farmakologi DMP, terutama jika pada dosis tinggi, menyerupai PCP (phencyclidine) atau ketamin yang merupakan antagonis reseptor NMDA. Antagonisme terhadap reseptor NMDA dapat menyebabkan efek euforia, antidepresan, dan efek psikosis seperti halusinasi penglihatan maupun pendengaran. Didukung dengan mudahnya didapat dan harganya yang murah, hal inilah yang menyebabkan DMP menjadi obat yang sering disalahgunakan dalam dosis tinggi. Penyalahgunaan DMP ini sudah cukup luas dan saat ini telah mencapai tahap yang mengkuatirkan, dan inilah yang “memaksa” BPOM mengumumkan penarikannya dari pasaran.
Penggunaan dosis tinggi DMP bukannya tanpa masalah. Selain memberikan efek behavioral, intoksikasi atau overdosis DMP dapat menyebabkan hiper-eksitabilitas, kelelahan, berkeringat, bicara kacau, hipertensi, dan mata melotot (nystagmus)
Bagaiman dengan kopi???
Apakah Anda termasuk orang yang memulai aktivitas dengan secangkir kopi? Anda tidak sendiri. Banyak orang yang membutuhkan kopi yang sarat kafein sebagai stimulan pada pagi hari.