Mohon tunggu...
LILIZA AGUSTIN
LILIZA AGUSTIN Mohon Tunggu... Lainnya - Psikolog

Psikolog

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Membersamai Buah Hati dalam Menumbuhkan Semangatnya untuk Sekolah Dasar di Tokyo

31 Mei 2023   15:54 Diperbarui: 31 Mei 2023   16:27 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

"Buuu... kanji abang cuman dapat 70" sambil memperlihatkan kertas hasil dari penilaian sensei hari ini. "dan matematika/sansu abang cuman 70 juga.." ada semburat garis kecewa terlihat diwajahnya sore ini sepulang dari sekolah. Setelah abang membereskan peralatan sekolah, sambil menikmati cemilannya di sore itu, Ia menuangkan keluhannya dengan bercerita bahwa selama sekolah di Indonesia nilainya sangat bagus di kelas, paling rendah 80, lebih sering yang Ia dapatkan 90 dan 100.

 "ibuu.. adek sulit bercerita, dan merasa bosan mendengar bahasa jepang, adek rindu sekolah di Indonesia dan rindu dengan teman-teman adek". ini keluhan adek disore hari lain berikutnya pula. Ia menunjukkan kesulitan ketika semua teman-teman sekelasnya menggunakan nihonggo (bhs. Jepang).

Demikianlah sebagian kecil keluhan anak-anak kami di minggu ke dua berada di Sekolah Dasar/shogakku di Tokyo. Bulan Oktober 2022 lalu, merupakan awal petualangan baru bagi anak-anak kami di Tokyo.  Tentu banyak tantangan saat pertama berada di negeri matahari ini, terutama mengenai penyesuaian diri, baik anak-anak maupun kami sebagai orang tua.  Penyesuaian diri merupakan permasalahan utama bagi anak-anak, terutama masalah komunikasi. Namun, kami dapat terbantu dengan sistem pendidikan dan sistem biroraksi yang dimiliki oleh negara Jepang. 

Di awal kedatangan, kami langsung diminta datang ke CityHall untuk mengurus semua yang barkaitan dengan administrasi kependudukan (zairy ekado), tunjangan pendidikan dan kesehatan anak, termasuk penempatan sekolah ke dua anak kami. Hal yang menarik dari negara Jepang adalah semua urusan administrasi sekolah, dan penempatan sekolah diurus oleh cityHall bahkan yang menghubungi sekolah untuk menentukan waktu kapan kami datang mengantarkan anak-anak ke sekolah juga dilakukan oleh CityHall. 

Tidak hanya itu saja, kami juga diberikan gambaran mode pembelajaran di sekolah, sistem aturan, dan menanyakan apa yang harus mereka fasilitasi dari kebutuhan anak-anak kami. Awesome bukan.. bagi saya perlakuan staff CityHall ke kami sangat perlu diacungi jempol, service excellent sebagai public service ini sangat menarik hati. Salah satu aturan yang harus kami minta toleransi ke CityHall adalah mengenai makan siang. Semua sekolah di jepang disediakan makan siang setiap harinya dan memiliki koki serta ruang dapur untuk memasak makananan. 

Kami memberitahu mereka bahwa anak-anak kami bawa bekal dari rumah dengan alasan bahwa kami muslim memiliki kriteria makanan tertentu yang harus kami patuhi. Staf CityHall tersebut sangat welcome, Ia tampak mendengarkan dengan baik ketika mendengarkan ulasan kami tersebut. Lalu kami memberitahukan bahwa di Jam siang dan sore anak-anak kami akan minta dispensasi waktu untuk melakukan ibadah solat zuhur dan ashar. Orang Jepang menyebutnya dengan 'inori', kemudian staf tersebut menanyakan apakah perlu tempat atau fasilitas yang lainnya. 

Wahh..inisiatif staf tersebut membuat hati saya meleleh... Selain itu Ia juga menawarkan untuk menyediakan guru pendamping sebagai pendamping bahasa anak-anak dalam belajar. Setiap anak memiliki 1 orang guru pendamping, saat itupun anak-anak kami diwawancarai satu persatu, hasilnya pun langsung diberitahu kepada kami saat itu juga, bahwa anak saya yang pertama mendapatkan guru pendamping dengan menggunakan Bahasa Inggiris dan anak yang ke dua  mendapatkan guru pendamping dengan menggunakan bahasa indonesia. 

Akhir pertemuan kami diberitahu tanggal dan jam untuk datang ke sekolah dasar yang telah mereka tentukan untuk anak-anak kami. Sistem birokrasi mereka sangat teratur sekali, selama kami wawancara dengan staf Cityhall tersebut, Ia juga sambil berkomunikasi dengan pihak sekolah untuk bersedia menerima anak kami dengan segala macam kebutuhan anak-anak kami yang harus disediakan sekolah. Tidak butuh waktu berbulan-bulan, hanya dalam waktu lebih kurang 1 jam kami sudah mendapatkan keputusan bahwa anak kami sudah diterima salah satu SD Nasional Jepang di Tokyo dengan kriteria kebutuhan anak-anak kami pun mereka bersedia memfasilitasi.

bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun