Mohon tunggu...
Liliyana Sari
Liliyana Sari Mohon Tunggu... Freelancer -

Psychology graduate. LPDP Awardee PK-43. Writing is my precious hobby. Let anyone know my deepest thought or opinions through my writing/articles. I'd love to be friends with you.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

S(kri)psi

13 April 2014   02:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:45 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1397304384388758083

Lho kenapa judulnya kayak gitu? KRI-nya ada di dalam kurung. Maksudnya apa?” Mungkin itu adalah pertanyaan yang terlontar dalam pikiran kamu ketika melihat judul artikel ini. Well, alasannya cuma satu. Sebuah gelar akan kami (mahasiswa Psikologi) dapatkan ketika menaklukkan huruf KRI dalam kata SKRIPSI, yaitu S. Psi (kepanjangan dari Sarjana Psikologi). Hahaha konyol sekali memang ><

Saat ini mahasiswa tingkat akhir (semester 8 ke atas) sedang menghadapi pertarungan sengit dengan sesuatu yang disebut SKRIPSI. Setiap mahasiswa memiliki gaya dan caranya masing-masing untuk memenangkan pertarungan tersebut. Ada yang pakai gaya ‘selow’ (santai), ada pula yang pakai gaya ‘dikejar setan’ (bawaannya pengen cepat-cepat tamat aja), gaya ‘sana-sini’ juga lagi booming (nanya sana-sini tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya), dan beberapa gaya lain. Tak dapat dipungkiri, gaya yang digunakan mahasiswa ini akan bergantung pada gaya dosen pembimbing. Mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan doping (mau-tidak-mau).

Satu hal yang paling ditakutkan oleh mahasiswa tingkat akhir kalau nongkrong di kampus adalah beberapa pertanyaan berikut: (a) ‘Kapan sidang?’ (b) ‘Gimana skripsi? Lancar?’ (c) ‘Kok masih di kampus aja? Kapan move on?’ Sial! Serba salah sih. Kalau nongkrong di rumah aja, bosen kan? Berasa hidup di dalam sangkar burung. Mau jalan-jalan juga nggak ada yang bisa diajak #miris. Tapi kalau muncul di kampus, kudu harus siapin persenjataan lengkap untuk menangkal pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pertanyaan super itu bisa dilontarkan oleh dosen, rekan senasib-sepenanggungan, junior, atau bahkan Mario Teguh (?). Kadang yang lebih ngenes lagi kalau ada junior ngomong ‘nanti barengan ya wisudanya Kak. Tungguin ya...’ Saya cuma bisa bilang No, thanks!’ sambil ngedumel dalam hati. Tapi alhamdulillah, banyak juga yang doain supaya skripsinya dilancarkan, hehe...

Skripsi ini punya banyak istilah plesetan. Berikut ini adalah beberapa istilah tsb:

(a) Skripsweet : Biasanya istilah ini disebut sama mahasiswa yang menganggap skripsi sebagai salah satu proses menyenangkan selama kuliah. Manisnya kayak permen atau gulali. Istilah ini juga digunakan sama mahasiswa yang selalu berpikiran positif dan semangat dalam menyelesaikan skripsinya. Kayaknya ngomongin skripsi aja bisa bikin mereka kenyang deh hahaha. Apakah kamu salah satunya?

(b) Skripshit : Nah, kalau istilah ini biasanya digunakan sama mahasiswa yang menganggap skripsi ini seperti beban terberat dalam hidup. Setiap mau tidur, mereka berdoa semoga besok skripsi menghilang dari muka bumi. Rasanya skripsi terus membayangi hidup. Beraaaaat banget. Kalau ditanyain teman tentang skripsi pun, mereka jago ngeles. Istilah ini paling populer ya, karena mayoritas mahasiswa berpikiran seperti ini. Right?

(c) Script-sheet : Saya menemukan istilah ini setelah terjebak dalam pertarungan sengit dengan skripsi. Kalau istilah tersebut diterjemahkan, artinya adalah lembaran naskah. Ibarat di dalam film, ada naskah yang mengatur jalan cerita dalam film. Maka skripsi juga ibarat naskah yang sudah pasti akan selesai (tinggal menunggu waktu). Skripsi ini pasti ada akhirnya, semua tergantung pada penulis (mahasiswa) bagaimana menyelesaikan naskah cerita tersebut. Keren, nggak? :D

Tiba-tiba saya teringat dengan pertanyaan seorang junior angkatan 2013 beberapa waktu lalu ‘Kak, skripsi itu susah, ya?’ Waktu itu saya hanya senyum saja, tidak tahu mau jawab apa. Maklum, waktu itu saya baru saja mengecap rasanya berhadapan dengan skripsi. Kemudian seorang junior juga bertanya pada saya baru-baru ini. Ia terlihat heran, ‘kakak kok terlihat santai aja ngerjain skripsi? Kalo liat senior lain, kayaknya susah kali...’ Saya juga menjawab dengan senyuman.


Tapi jika ada yang bertanya hal yang sama di lain waktu, maka saya akan menjawab, ‘sulit atau mudahnya skripsi itu tergantung pada persepsi kita. Mungkin ada mahasiswa yang terlihat kesulitan sekali dengan skripsi, tapi ada juga yang anteng saja. Semua itu sangat bergantung pada persepsi, usaha, dan kemauan kita untuk menyelesaikannya. Selebihnya diserahkan pada Allah SWT dan dosen pembimbing...’

Buat semua mahasiswa yang sedang bertarung menyelesaikan skripsi, mari nikmati setiap proses yang sedang dilalui ini, mulai dari menentukan judul (variabel), menyelesaikan proposal, menunggu doping di depan ruangannya (kalau mau jumpa doping ibarat mau jumpa sama calon mertua #apaini), revisi sana-sini, hingga sidang skripsi. Setiap hambatan dan kesulitan yang dihadapi akan menjadi bagian yang tak dapat dielakkan. Saya bukan menganggap skripsi itu mudah. Bukan! Saya pun memiliki kesulitan sendiri. Tapi yakinlah bahwa skripsi pasti berlaluuuuuu~ (nyanyi). Semangat skripsi, guys! (LS)

sumber gambar: www.keepcalm-o-matic.co.uk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun