Mohon tunggu...
Liliyana ChandraTaka
Liliyana ChandraTaka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi yang senang mempelajari hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Nikmat Gula: Dampak Konsumsi Gula Berlebih yang Mengancam Kesehatan

4 Juni 2024   12:33 Diperbarui: 4 Juni 2024   12:58 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Konsumsi gula berlebih telah menjadi masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Gula, sebagai bahan makanan yang umum ditemukan dalam berbagai produk, memiliki daya tarik yang kuat karena rasanya yang manis. Namun, konsumsi gula yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan. Artikel ini akan membahas bagaimana konsumsi gula berlebih berdampak pada kesehatan masyarakat Indonesia, faktor-faktor yang berkontribusi pada tingginya konsumsi gula, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.


Konsumsi Gula di Indonesia
Indonesia, sebagai negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, mengalami peningkatan konsumsi gula yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, konsumsi gula per kapita di Indonesia pada tahun 2020 mencapai sekitar 23,6 kg per tahun, angka yang jauh lebih tinggi dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyarankan konsumsi gula tambahan tidak lebih dari 25 gram (sekitar 6 sendok teh) per hari atau sekitar 9 kg per tahun.
Orang Indonesia gemar mengonsumsi minuman berpemanis karena berbagai faktor. Secara budaya, minuman manis sering kali menjadi bagian dari tradisi kuliner. Kebiasaan ini diperkuat oleh melimpahnya pilihan produk berpemanis yang mudah diakses dan terjangkau di pasar. Selain itu, banyak orang yang menikmati sensasi rasa manis sebagai penambah kenikmatan. Iklim tropis yang panas juga mendorong konsumsi minuman manis dingin sebagai cara untuk menyegarkan diri. Anak-anak juga terkena dampaknya, konsumsi gula berlebih pada anak-anak merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang yang merugikan bagi kesehatan mereka. Anak-anak sering kali terpengaruh oleh berbagai faktor yang mempromosikan konsumsi gula berlebih, seperti iklan makanan dan minuman yang tidak sehat, serta tekanan sosial di sekolah atau lingkungan sekitar mereka.

Dampak Kesehatan dari Konsumsi Gula Berlebih
Konsumsi gula berlebih dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius, antara lain:
1. Obesitas: Gula berlebih dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh yang berujung pada obesitas. Obesitas sendiri merupakan faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi.
2. Diabetes Tipe 2: Indonesia termasuk dalam negara dengan jumlah penderita diabetes yang tinggi. Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan resistensi insulin, yang kemudian meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
3. Penyakit Jantung: Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah, yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung.
4. Karies Gigi: Gula merupakan makanan utama bagi bakteri di mulut yang menghasilkan asam dan merusak enamel gigi, menyebabkan karies atau gigi berlubang.


Mengapa diabetes terlihat mengerikan? Diabetes merupakan kondisi di mana kemampuan tubuh untuk memproduksi atau menggunakan insulin tidak optimal. Insulin bertugas mengatur tingkat glukosa dalam darah, sehingga ketika kadar insulin rendah atau tidak berfungsi dengan baik, hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang berpotensi membahayakan kesehatan, seperti penyakit jantung, ginjal, amputasi.

Mengatasi masalah konsumsi gula berlebih memerlukan berbagai langkah strategis yang terkoordinasi dengan baik. Salah satu pendekatan utama adalah melalui edukasi dan kampanye kesehatan yang intensif, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya konsumsi gula yang berlebihan. Program-program edukasi ini bisa dimulai sejak dini, misalnya melalui sekolah-sekolah, agar anak-anak memahami pentingnya pola makan sehat. 

Selain itu, pemerintah memiliki peran krusial dalam menetapkan regulasi yang ketat untuk mengurangi kandungan gula dalam produk makanan dan minuman olahan. Penerapan label gizi yang jelas pada kemasan produk bisa membantu konsumen untuk membuat pilihan yang lebih sehat. 

Promosi pola makan sehat juga perlu digalakkan secara luas, dengan mengajak masyarakat untuk mengurangi konsumsi gula dan lebih banyak mengonsumsi buah, sayuran, dan sumber protein yang sehat. Terakhir, pengawasan yang ketat terhadap industri makanan sangat penting. Pemerintah perlu memastikan bahwa industri makanan mematuhi aturan untuk memproduksi makanan dan minuman dengan kandungan gula yang lebih rendah. Melalui kombinasi upaya-upaya ini, kita dapat berharap untuk melihat penurunan signifikan dalam konsumsi gula berlebih dan peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.


Lalu apa, usaha yang telah dilakukan oleh Pemerintah di Indonesia? Kementrian Keuangan, Sri Mulyani, dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akan mencanangkan peraturan terkait cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) di tahun 2024.

Penerapan cukai pada minuman berpemanis adalah salah satu strategi yang telah diperkenalkan oleh banyak negara sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi gula berlebih dan mempromosikan gaya hidup sehat. Cukai ini dikenakan pada minuman yang mengandung tambahan gula, seperti minuman bersoda, jus kemasan, dan minuman energi. Tujuan utamanya adalah untuk menaikkan harga jual sehingga konsumen lebih berpikir dua kali sebelum membeli, dan akhirnya mengurangi konsumsi. Langkah ini juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara, yang dapat dialokasikan untuk program-program kesehatan dan pendidikan. Meskipun cukai pada minuman berpemanis dapat memicu kontroversi dan perdebatan, banyak negara telah berhasil menerapkannya dengan sukses.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun