Mohon tunggu...
Lilis Uswatun Hasanah
Lilis Uswatun Hasanah Mohon Tunggu... -

Menulis lah , sebab menulis itu membuat kamu mampu mengembangkan kreativitasmu ^_^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Workshop Ketrampilan Fasilitas dalam Penanaman Olimpisme

8 November 2013   20:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:25 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sabtu , 2 November 2013 kami mahasiswa Universitas Negeri Jakarta mengikuti mata kuliah Olimpisme

kembali . Kami kembali diberikan materi oleh Om Jay . Tema perkuliahan kali ini yaitu

WORKSHOP KETRAMPILAN FASILITASI DALAM PENANAMAN OLIMPISME
(Untuk Persiapan Praktek Lapangan )

TUJUAN WORKSHOP :

Meningkatkan wawasan dan kompetensi para mahasiswa  sebagai calon Fasilitator dalam hal :


  1. Kemampuan merencanakan dan mengembangkan program pelatihan atau fasilitasi penanaman nilai-nilai Olimpisme sesuai kebutuhan dengan berbagai latar belakang peserta.
  2. Mampu mensosialisasi dan memfasilitasi program penanaman nilai-nilai Olimpismesecara efektif  sesuai prinsip dan konsep belajar-mengajar atau fasilitasi yang tepat dan efektif

1.Pentingnya Saling Mengenal

Bisa kita lakukkan dengan cara

§Menggambar Foto Diri

§Berbaris dan berkelompok

2.Teori/Konsep Belajar-Mengajar

Pengertian Belajar – Mengajar

Proses untuk mengubah perilaku yaitu melalui aktifitas atau kegiatan yang dapat menambah , mengubah dan mengembangkan :

§PENGETAHUAN (Knowledge)

§KETRAMPILAN (Skill)

§SIKAP (Attitude)

Istilah-Istilah Yang Lazim Digunakan

Dalam Belajar- Mengajar  :

§Pendidikan  (Education) ?

§Belajar (Learning) ?

§Pelatihan (Training) ?

Pengembangan (Development) ?

Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan
Belajar – Mengajar Berdasarkan Objek/peserta

a.            PAEDAGOGI

Ilmu dan Seni Dalam Mengajar Anak

b.            ANDRAGOGI

Ilmu dan Seni Dalam Membantu Orang Dewasa Belajar

Terminologi :

Paid                       : Anak

Andr                      : Orang Dewasa

Agogos                : Membimbing / Memimpin

a. Prinsip Konsep Paedagogi :

1.Proses Belajar Mengajar dari Orang Tua (Guru) kepada Anak (Murid)

2.Tujuan Proses Bersifat Mentransmisikan Pengetahuan

3.Dititikberatkan pada Pengetahuan / Konsep / Teori (Knowledge), bukan kepada Ketrampilan (Skill) atau Sikap (Attitude)

4.Hasil Pendidikan Sepenuhnya Tanggung Jawab Orang Tua / Guru

5.Bantuan Guru Terhadap Murid Sangat Dominan, Mengingat Murid Dianggap Mempunyai Kepribadian yang Sangat Tergantung Kepada Pihak Lain

b. Prinsip Konsep Adragogy :

Hasil Belajar  : "Perubahan Perilaku Setelah Proses Belajar”

Prinsi belajar bagi orang dewasa adalah :

1.Belajar bila merasa “ perlu “

2.Belajar sambil  bekerja

3.Materi realistis dan relevan dengan kebutuhan

4.Menghubungkan materi dengan pengalamannya

5.Membutuhkan lingkungan yang informal dan kondusif (pendekatan simulasi)

6.Tertarik billa materi menarik (dituntut optimalisasi media  belajar yang optimal)

Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan

Belajar – Mengajar Berdasarkan Prosesnya

a.            “CONCEPTUAL LEARNING”

lebih menitik beratkan pada pemahaman filosofis/ konsep/nilai dari materi pelajaran yang di berikan .

b.            “EXPERIENTIAL LEARNING”

lebih menitik beratkan pada proses pemberian pengalaman nyata (fasilitasi), dengan harapan materi pelajaran yang diberikan dapat segera di pahami dan di terapkan dalam kehidupan sehari hari .

LEBIH DALAM  TENTANG KONSEP “EXPERIENTIAL LEARNING”

Experiential Learning diterapkan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, yang berbasis pada “kesadaran berpikir” peserta tentang apa yang telah dialami.

Empat elemen dalam pelatihan berbasis experiential learning adalah :

1.Adanya tindakan / pengalaman

2.Adanya proses refleksi / pendalaman tentang apa yang telah dilakukan

3.Adanya transfer, dari refleksi pengalamannya selama pelatihan ke dalam kehidupan nyata

4.Adanyake sinambungan prilaku dalam  jangka  panjang

POIN  PENTING PADA  “EXPERIENTIAL LEARNING”


Seluruh proses penggalian “poin belajar” bertujuan untuk membuat tiap peserta berkomitmen terhadap apa yang telah diucapkannya, (90% orang mengingat apa yang diucapkanya sendiri sebagai perwujudan komitmen).

Fasilitator menggunakan seluruh kemampuan komunikasinya untuk membuat peserta menyelami proses psikologis dalam dirinya selama menjalani simulasi dan “mengatakannya”


Istilah Yang Biasa Digunakan Dalam  Belajar- MeNgajar :

PAEDAGOGY   :     GURU            VS  MURID

PENGAJAR     VS  SISWA

INSTRUKTUR  VS  SISWA

PEMBIMBING   VS  ………

ANDRAGOGY   :    FASILITATOR  VS  PESERTA PELATIHAN

NARASUMBER VS  PESERTA WORKSHOP

DOSEN            VS  …….

Menurut anda konsep belajar mana yang paling tepat dalam proses penanaman “nilai-nilai Olympism” ?

penananman nilai- nilai Olimpisme (Excellence,Respect,Friendship )

3. Peran Fasilitator  Dalam Belajar-Mengajar

Makna  dan peran Fasilitator

Dalam konteks belajar-mengajar menggunakan metode/fasilitasi simulasi/experiential learning, pengajar lebih tepat disebut sebagai FASILITATOR, karena fungsinya “HANYA” pemberi informasi dan pemudah terjadinya proses belajar-mengajar

Di sisi lain, seorang FASILITATOR mempunyai tugas lebih menantang dari sekedar menyampaikan materi, yaitu MERENCANAKAN & MEMBANGUN situasi kelas yang kondusif, serta  MEMBIMBING & MEMOTIVASI warga belajar agar selalu siap melakukan perubahan positif.

Bagaimana Fasilitator Memposisikan Diri

1.Menjadi bagian dari warga belajar (audiens)

2.Menciptakan iklim belajar-mengajar

3.Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap proses

4.Menyadari kelebihan-kekurangan dirinya di antara warga belajar

5.Mampu melihat permasalahan dan memecahkannya

6.Mengerti perasaan orang lain lewat pengamatan

7.Mempunyai kemampuan untuk mempersuasi orang lain

8.Optimis dan punya itikad baik

9.Terbuka “Open mind”

METODE LAINNYA YANG SEBAIKNYA DIKUASAI

SEORANG FASILITATOR :

Metode & Teknik Coaching

Metode & Teknik Counselling

Metode & Teknik Presentasi



4. Tahapan Proses Fasilitasi dan Penerapan Model  Bloom (4 F)

3.A. TAHAPAN PROSES FASILITASI

1. Proses Tee-Up, yakni memberikan Instruksi/ penjelasan/prosedur secara rinci untuk melaksanakan simulasi

Catatan : Bukan menjelaskan tujuan / poin belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun