Sabtu , 2 November 2013 kami mahasiswa Universitas Negeri Jakarta mengikuti mata kuliah Olimpisme
kembali . Kami kembali diberikan materi oleh Om Jay . Tema perkuliahan kali ini yaitu
WORKSHOP KETRAMPILAN FASILITASI DALAM PENANAMAN OLIMPISME
(Untuk Persiapan Praktek Lapangan )
TUJUAN WORKSHOP :
Meningkatkan wawasan dan kompetensi para mahasiswa sebagai calon Fasilitator dalam hal :
- Kemampuan merencanakan dan mengembangkan program pelatihan atau fasilitasi penanaman nilai-nilai Olimpisme sesuai kebutuhan dengan berbagai latar belakang peserta.
- Mampu mensosialisasi dan memfasilitasi program penanaman nilai-nilai Olimpismesecara efektif sesuai prinsip dan konsep belajar-mengajar atau fasilitasi yang tepat dan efektif
1.Pentingnya Saling Mengenal
Bisa kita lakukkan dengan cara
§Menggambar Foto Diri
§Berbaris dan berkelompok
2.Teori/Konsep Belajar-Mengajar
Pengertian Belajar – Mengajar
Proses untuk mengubah perilaku yaitu melalui aktifitas atau kegiatan yang dapat menambah , mengubah dan mengembangkan :
§PENGETAHUAN (Knowledge)
§KETRAMPILAN (Skill)
§SIKAP (Attitude)
Istilah-Istilah Yang Lazim Digunakan
Dalam Belajar- Mengajar :
§Pendidikan (Education) ?
§Belajar (Learning) ?
§Pelatihan (Training) ?
•Pengembangan (Development) ?
Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan
Belajar – Mengajar Berdasarkan Objek/peserta
a. PAEDAGOGI
Ilmu dan Seni Dalam Mengajar Anak
b. ANDRAGOGI
Ilmu dan Seni Dalam Membantu Orang Dewasa Belajar
Terminologi :
Paid : Anak
Andr : Orang Dewasa
Agogos : Membimbing / Memimpin
a. Prinsip Konsep Paedagogi :
1.Proses Belajar Mengajar dari Orang Tua (Guru) kepada Anak (Murid)
2.Tujuan Proses Bersifat Mentransmisikan Pengetahuan
3.Dititikberatkan pada Pengetahuan / Konsep / Teori (Knowledge), bukan kepada Ketrampilan (Skill) atau Sikap (Attitude)
4.Hasil Pendidikan Sepenuhnya Tanggung Jawab Orang Tua / Guru
5.Bantuan Guru Terhadap Murid Sangat Dominan, Mengingat Murid Dianggap Mempunyai Kepribadian yang Sangat Tergantung Kepada Pihak Lain
b. Prinsip Konsep Adragogy :
Hasil Belajar : "Perubahan Perilaku Setelah Proses Belajar”
Prinsi belajar bagi orang dewasa adalah :
1.Belajar bila merasa “ perlu “
2.Belajar sambil bekerja
3.Materi realistis dan relevan dengan kebutuhan
4.Menghubungkan materi dengan pengalamannya
5.Membutuhkan lingkungan yang informal dan kondusif (pendekatan simulasi)
6.Tertarik billa materi menarik (dituntut optimalisasi media belajar yang optimal)
Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan
Belajar – Mengajar Berdasarkan Prosesnya
a. “CONCEPTUAL LEARNING”
lebih menitik beratkan pada pemahaman filosofis/ konsep/nilai dari materi pelajaran yang di berikan .
b. “EXPERIENTIAL LEARNING”
lebih menitik beratkan pada proses pemberian pengalaman nyata (fasilitasi), dengan harapan materi pelajaran yang diberikan dapat segera di pahami dan di terapkan dalam kehidupan sehari hari .
LEBIH DALAM TENTANG KONSEP “EXPERIENTIAL LEARNING”
Experiential Learning diterapkan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, yang berbasis pada “kesadaran berpikir” peserta tentang apa yang telah dialami.
Empat elemen dalam pelatihan berbasis experiential learning adalah :
1.Adanya tindakan / pengalaman
2.Adanya proses refleksi / pendalaman tentang apa yang telah dilakukan
3.Adanya transfer, dari refleksi pengalamannya selama pelatihan ke dalam kehidupan nyata
4.Adanyake sinambungan prilaku dalam jangka panjang
POIN PENTING PADA “EXPERIENTIAL LEARNING”
Seluruh proses penggalian “poin belajar” bertujuan untuk membuat tiap peserta berkomitmen terhadap apa yang telah diucapkannya, (90% orang mengingat apa yang diucapkanya sendiri sebagai perwujudan komitmen).
Fasilitator menggunakan seluruh kemampuan komunikasinya untuk membuat peserta menyelami proses psikologis dalam dirinya selama menjalani simulasi dan “mengatakannya”
Istilah Yang Biasa Digunakan Dalam Belajar- MeNgajar :
PAEDAGOGY : GURU VS MURID
PENGAJAR VS SISWA
INSTRUKTUR VS SISWA
PEMBIMBING VS ………
ANDRAGOGY : FASILITATOR VS PESERTA PELATIHAN
NARASUMBER VS PESERTA WORKSHOP
DOSEN VS …….
Menurut anda konsep belajar mana yang paling tepat dalam proses penanaman “nilai-nilai Olympism” ?
penananman nilai- nilai Olimpisme (Excellence,Respect,Friendship )
3. Peran Fasilitator Dalam Belajar-Mengajar
Makna dan peran Fasilitator
Dalam konteks belajar-mengajar menggunakan metode/fasilitasi simulasi/experiential learning, pengajar lebih tepat disebut sebagai FASILITATOR, karena fungsinya “HANYA” pemberi informasi dan pemudah terjadinya proses belajar-mengajar
Di sisi lain, seorang FASILITATOR mempunyai tugas lebih menantang dari sekedar menyampaikan materi, yaitu MERENCANAKAN & MEMBANGUN situasi kelas yang kondusif, serta MEMBIMBING & MEMOTIVASI warga belajar agar selalu siap melakukan perubahan positif.
Bagaimana Fasilitator Memposisikan Diri
1.Menjadi bagian dari warga belajar (audiens)
2.Menciptakan iklim belajar-mengajar
3.Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap proses
4.Menyadari kelebihan-kekurangan dirinya di antara warga belajar
5.Mampu melihat permasalahan dan memecahkannya
6.Mengerti perasaan orang lain lewat pengamatan
7.Mempunyai kemampuan untuk mempersuasi orang lain
8.Optimis dan punya itikad baik
9.Terbuka “Open mind”
METODE LAINNYA YANG SEBAIKNYA DIKUASAI
SEORANG FASILITATOR :
•Metode & Teknik Coaching
•Metode & Teknik Counselling
•Metode & Teknik Presentasi
4. Tahapan Proses Fasilitasi dan Penerapan Model Bloom (4 F)
3.A. TAHAPAN PROSES FASILITASI
1. Proses Tee-Up, yakni memberikan Instruksi/ penjelasan/prosedur secara rinci untuk melaksanakan simulasi
Catatan : Bukan menjelaskan tujuan / poin belajar