Saya kira, setiap manusia modern pasti pernah mengalami sesi wawancara, atau istilah kerennya interview. Hampir semua seleksi, entah itu masuk kerja, beasiswa kuliah, maupun usulan program usaha. Munafik sekali jika orang ingin sesuatu yang diseleksi, tapi tidak mau diinterview. Tapi pernahkah terbayang dalam benak kita, sebuah kelainan bernama intervewphobia. Mungkin dipikiran kita, kelainan ini lebih seperti gangguan mental gitu ya, tapi ini lebih spesifik, mereka hanya takut ketika menjalani tes interview.
Hal inilah yang mungkin terjadi sama saya. Udah lebih dari 5 interview saya lewati, namun semuanya fiks tidak berjalan baik. Saya selalu merasa gugup, pikiran blank, trembling berlebihan. Saya takut, takut menghadapi interview.
Sebenarnya ada yang saya herankan, apakah interview itu benar-benar perlu? Kemudian saya sadar, Itu hanya pertanyaan pengelakan saja. Interview jelas penting, cuman karena saya takut interview saya jadi menciptakan pertanyaan tersebut.
Lalu bagaimana saya menghadapinya? Saya tidak tahu. Berorganisasi, udah. Kenalan banyak orang, udah. Baca buku tips dan trik, udah. But, i still stuck in here.Â
Jika teman-teman ada saran lain, mungkin bisa anda sarankan ke saya. Tapi ya gitu, saya tidak menjamin akan berhasil ke diri saya. Tidak ada yang ingin seperti saya, bahkan termasuk diri saya sendiri. Bukannya tidak mengakui kelebihan diri, tapi ini sebagai curhatan saja. Barangkali dengan begitu, saya sedikit punya pencerahan.
Berat memang, apalagi jika kita ingin berkembang dan kepentok sama interview. Tidak ada jalan lain kecuali mengubah diri, karena mengubah sistem akan lebih sulit lagi. Hidup manusia!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H