Mohon tunggu...
Torpid Koala
Torpid Koala Mohon Tunggu... -

Tulisan adalah latihan mengungkapkan pikiran, jangan salahkan!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ketinggalan Kawan

11 April 2017   16:06 Diperbarui: 12 April 2017   01:30 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setiap orang pasti memilili teman, bukti kuat bahwa manusia memang makhluk sosial. Lihat di sekolah misalnya, jarang sekali ada siswa yang menyendiri, mereka pasti bergerombol yang biasanya terdiri dari 3-5 orang, atau bisa lebih tergantung suasana.

Jika diikuti lagi perkembangan sebuah kelompok, masing-masing anggota akan berkembang sesuai kemampuan tiap individu. Kemudian dari hal tersebut, pasti efeknya menimbulkan seorang anggota yang kalah dari yang lain. Sialnya, jika seorang itu adalah kita, maka patah sudah semangat hidup ini.

Ambil saja contoh anime naruto. Kalian tau ndak? Ituloh yang kemarin ditanyaain seorang bocah pada pak presiden  Jokowidodo. Kalau masih gak tau juga, yaudah deh. Lanjut baca aja!

Pulang dari latihan bersama pertapa genit (julukan untuk Jiraya sensei, sanin legendaris dari konoha), naruto mendapati perubahan yang luar biasa. Semua teman-temannya telah menjadi jonin(tingkat lanjut dari junin), bahkan sebagian ada yang menjadi chunin(setingkat di atas junnin). Hanya naruto sendiri yang masih level junnin.

Kenyataan tersebut membuat naruto tersudut, maka dia menanyakan orang yang kira-kira setara dengan dia. Ia mencari teman senasib. Tapi apa orang bilang, ketika kita mencari orang yang senasib, justru yang muncul adalah orang2 bernasib baik lainnya.

Naruto menanyakan tentang Gaara (dari sunagakure). Alangkah kagetnya naruto ketika mendengar bahwa Gaara telah menjadi kazekage (kepala desa atau presiden). Naruto hanya bisa menghela napas panjang, tanda putus asa.

Hal yang terjadi pada naruto, pasti pernah juga terjadi pada diri kita. Ketika kita melihat diri sendiri dan menanyakan " apa prestasiku dibanding yang lain?" Dan sedih sekali ternyata jawabannya tidak ada.

Iri, itulah istilah yang tepat. Tapi dengan konotasi yang positif ya. Kita merasa kalah dibandingkan teman2 kita. Menyakitkan memang, tapi kenyataan memang suka menyakitkan.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Saya juga bingung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun