Kawan, teman, sahabat, partner, atau apa pun yang mewakili arti yang sama adalah sesuatu yang harus ada dalam hidup seorang anak manusia. bukan karena manusia makhluk sosial, bukan pula karena manusia suka berkelompok, tapi lebih tanpa adanya mereka(kawan), hidup kita akan hambar tanpa rasa. Memang begitulah seharusnya arti kawan untuk kita, namun belakangan saya mulai bertanya lagi, apa arti seorang kawan dalam hidup kita. Apakah ia seperti tutup botol yang menjaga aib-aib kita supaya tak tertumpah, atau ia layaknya silabel "hu" dalam kata "dahulu" tidak ada artinya, tak mengubah apapun.
Tidak mudah kawan, tak mudah untuk mendefinisikanmu hanya sebatas sekarang. Karena setiap hari bertemu, kamu adalah orang yang baru, sehingga kemungkinan salah akan sangat besar jika aku mendefinisikanmu sekaring. Untuk itu aku harus sering-sering bersamamu. Karena semakin lama kita bersama kawan kita, mungkin kekeliruan dalam mendefinisikannya akan tereduksi secara signifikan. Jika sudah seperti itu, kebanyakan dari kita akan mengetahui, bahwa kawan itu cerminan kita. dalam setiap gerak-gerik, watak, dan tabiatnya, kita akan mengenal jika kita kurang lebih sama dengannya. Atau, lebih mudahnya ia ibarat bagian tubuh kita yang otonom. bergerak dan hidup sendiri, namun susah-senang, sedih-bahagia, tangis-tawa, kita juga rasakan.
Kamu ada kawan, atau kamu sendiri adalah kawan? kawan bagi orang-orang yang menjadi kawan orang-orang. jika demikian kejadiannya, maka sepertinya dunia ini akan berjalan mulus bak kendaraan lewat jalan tol. tak ada musuh, tak ada ambisi, tak ada persaingan. kebahagiaan kawan kita adalah kebahagian kita, dan begitu pun sebaliknya. itulah kawan, setidaknya begitu sepemahamanku setelah 20 tahun hidup di bumi. Kawan adalah pembuka jalan, kawan adalah cermin kehidupan, kawan adalah kamu, iya kamu!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H