Ketika mendengar kata "polusi", mungkin yang terlintas di benak kebanyakan orang adalah polusi udara, air, atau suara. Namun, ternyata ada satu bentuk polusi yang tidak disadari oleh banyak orang, yaitu polusi visual.Â
Polusi visual dapat dirasakan ketika kita mengalami gangguan dari keberadaan baliho politisi yang memenuhi sudut-sudut jalan saat masa kampanye, atau dari spanduk-spanduk iklan yang tersebar luas di berbagai fasilitas umum, menciptakan clutter visual yang mengganggu tatanan estetika lingkungan.
Meskipun dampaknya tidak separah polusi udara, air, atau suara yang secara langsung bisa memengaruhi kesehatan, polusi visual dapat memengaruhi kualitas hidup, kesejahteraan mental, dan bahkan lingkungan dalam jangka panjang.Â
Apa itu polusi visual?
Polusi visual merupakan bentuk pencemaran lingkungan yang terjadi ketika elemen-elemen tertentu mengganggu pemandangan atau keindahan lingkungan sekitar. Ini bisa datang dari berbagai sumber, seperti:
- Iklan billboard yang berlebihan
- Spanduk, neon box, dan papan reklame yang terlalu banyak
- Kabel listrik yang berantakan
- Bangunan yang tak terencana atau arsitektur yang tidak sejalan dengan lingkungan sekitar
- Grafiti liar di tempat umum
Elemen-elemen ini, meskipun terlihat "tidak berbahaya," sebenarnya mengganggu keindahan alami atau ketertiban lingkungan. Lebih lanjut, elemen-elemen ini dapat menimbulkan perasaan stres atau ketidaknyamanan bagi mereka yang tinggal di sekitarnya.
Memang terlihat sepele, namun paparan polusi visual secara terus-menerus memiliki berbagai dampak yang signifikan, terutama pada kesehatan mental dan fisik.Â
Berikut beberapa alasan mengapa polusi visual sama berbahayanya dengan polusi udara, air, dan suara:
1. Meningkatkan Stres dan Kecemasan
Ketika mata kita terus-menerus terpapar pemandangan yang tidak teratur dan berantakan, seperti billboard yang bertebaran atau kabel listrik yang kusut, otak kita secara otomatis menjadi lebih lelah. Gangguan visual yang berlebihan membuat kita lebih mudah merasa stres dan kewalahan, yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan.