Bagi masyarakat Tionghoa, mooncake atau kue bulan adalah kudapan yang melambangkan perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur (Mid-Autumn Festival). Festival Pertengahan Musim Gugur sendiri merupakan festival untuk menandai titik tengah musim gugur dan dirayakan di bawah sinar bulan purnama yang terang. Festival yang juga dikenal sebagai festival kue bulan ini dirayakan setiap tahun pada hari ke-15 bulan ke-8 menurut kalender lunar.
Lantas, mengapa mooncake atau kue bulan menjadi wajah dari perayaan ini?
Dikutip dari detik.com, festival kue bulan ini berasal dari kebiasaan para kaisar Tiongkok yang menyembah bulan sejak zaman Dinasti Zhou (1046--256 SM). Festival ini digelar sebagai ritual penghormatan kepada bulan yang dianggap sebagai simbol kesuburan dan panen yang melimpah.Â
Saat itu, para petani dan rakyat biasa mempersembahkan makanan sebagai bentuk syukur atas hasil bumi yang baik, dan bulan purnama dipercaya membawa keberuntungan bagi mereka.
Namun, mooncake mulai mendapatkan popularitas luas selama Dinasti Tang (618--907 M), ketika kue ini dihadiahkan sebagai tanda terima kasih dan rasa hormat kepada raja. Pada masa Dinasti Yuan (1271--1368 M), mooncake bahkan menjadi simbol penting dalam perjuangan rakyat Tiongkok melawan penjajahan Mongol.Â
Menurut legenda, mooncake digunakan sebagai alat komunikasi rahasia oleh para pemberontak yang menyelipkan pesan di dalam kue untuk merencanakan pemberontakan. Kisah inilah yang memberi mooncake makna sebagai simbol persatuan dan kebebasan.Â
Selain sejarahnya yang panjang, mooncake juga sarat akan makna simbolis. Dilansir dari Tribunnews, bentuk mooncake yang bulat melambangkan kesempurnaan, keharmonisan, dan kebersamaan. Bulan purnama di pertengahan musim gugur sendiri dianggap sebagai simbol dari persatuan keluarga dan momen untuk berkumpul bersama orang-orang terkasih.Â
Oleh karena itu, mooncake sering kali disantap dalam pertemuan keluarga selama festival ini, sebagai ungkapan harapan untuk kebahagiaan dan keharmonisan keluarga.
Isi dari mooncake juga memiliki arti tersendiri. Di masa lalu, mooncake diisi dengan bahan-bahan sederhana seperti kacang merah, biji lotus, atau telur asin yang melambangkan bulan. Namun seiring waktu, variasi isi mooncake semakin berkembang, mencerminkan kekayaan dan keragaman budaya Tionghoa.Â
Meskipun bentuk dan isi mooncake dapat bervariasi, makna dasarnya tetap, yakni sebagai lambang harapan akan kemakmuran, kesatuan, dan keberuntungan.