Masyarakat Banten tentu sudah akrab dengan hidangan yang satu ini. Ya, rabeg merupakan makanan olahan daging khas Banten. Meski rabeg tidak sepopuler hidangan olahan daging lainnya seperti rawon atau rendang, namun satu hal yang pasti, cita rasa rabeg tak kalah dari makanan-makanan tersebut.
Terlahir sejak zaman Kesultanan Banten, rabeg awalnya merupakan sajian kerajaan yang khusus disajikan untuk Sultan. Kini, hidangan berbahan utama daging kambing ini telah menjadi bagian dari kekayaan kuliner Banten yang wajib dicoba.
Sejarah yang Sarat Makna
Rabeg memiliki sejarah yang erat dengan Sultan Maulana Hasanuddin yang merupakan raja pertama Kesultanan Banten. Mengutip dari Tribunnews, pada suatu waktu, Sultan Maulana Hasanuddin bertandang ke Kota Rabigh, Laut Merah. Di sana, ia mencicipi hidangan yang terbuat dari daging kambing.
Karena kelezatannya, Sultan pun meminta juru masak kerajaan untuk membuat hidangan berbahan dasar daging kambing, terinspirasi dari apa yang ia nikmati di Kota Rabigh. Dengan menggabungkan bahan-bahan lokal, lahirlah rabeg yang dikenal hingga sekarang.
Bumbu Rempah yang Kuat
Rabeg memiliki cita rasa yang kaya akan rempah-rempah. Kombinasi jahe, kayu manis, lada, kapulaga, dan cengkeh memberi hidangan ini aroma yang menggugah selera serta rasa yang hangat.Â
Bumbu rempah yang kuat ini tidak hanya menambah kelezatan, tetapi juga diyakini membantu menghangatkan tubuh.
Daging Kambing sebagai Bahan Utama
Daging kambing menjadi bahan utama dalam rabeg, yang dimasak perlahan hingga empuk dan lembut. Biasanya, bagian jeroan kambing juga ditambahkan untuk memperkaya tekstur dan rasa.Â