Bullying atau perundungan merupakan fenomena sosial yang memiliki dampak serius bagi korban. Anak-anak yang menjadi korban bullying kerap mengalami tekanan psikologis yang berat. Hal tersebut dapat berdampak pada kesehatan mental dan emosional mereka. Perasaan takut, rendah diri, dan cemas adalah beberapa dampak yang sering dirasakan oleh korban bullying.
Dampak dari bullying bahkan bisa menyebabkan kejadian yang tak diinginkan. Seperti kejadian pembakaran sekolah yang dilakukan oleh siswa SMP yang terjadi di tahun 2023. Setelah diusut, aksi nekat siswa tersebut dikarenakan bullying atau perundungan yang ia terima dari teman-temannya.
Oleh karena itu, peran orang tua dalam membentuk karakter serta perilaku anak sangatlah penting, terutama dalam upaya menghindari anak menjadi pem-bully sejak dini. Sikap dan pendekatan yang diambil orang tua dapat secara signifikan memengaruhi bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain. Hal ini tentunya dapat membantu mencegah perilaku bullying dan membesarkan anak-anak yang mampu berinteraksi secara positif di lingkungan sosial.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan para orang tua untuk mencegah anak menjadi perundung:
1. Ajarkan Empati dan Pengertian
Empati adalah kunci utama dalam mencegah perilaku bullying. Anak-anak yang dapat memahami dan merasakan perasaan orang lain cenderung lebih sedikit terlibat dalam perilaku bullying. Ajarkan anak-anak untuk menghargai perasaan orang lain dengan cara:
- Mengajarkan Perasaan: Gunakan buku cerita dan situasi sehari-hari untuk membahas perasaan. Tanyakan kepada anak bagaimana perasaan mereka jika berada dalam situasi tertentu.
- Menunjukkan Contoh: Tunjukkan empati dalam interaksi sehari-hari. Hal ini karena anak-anak belajar dari perilaku orang dewasa di sekitar mereka.
2. Bangun Komunikasi yang Terbuka
Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting. Anak-anak yang merasa didengar dan dipahami cenderung lebih sedikit menunjukkan perilaku agresif. Beberapa cara untuk membangun komunikasi yang efektif di antaranya:
- Waktu Berkualitas: Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak setiap hari. Dengarkan cerita mereka tanpa menghakimi.
- Pertanyaan Terbuka: Tanyakan pertanyaan yang mendorong anak untuk berbagi perasaan dan pikiran mereka.
3. Ajarkan Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial yang baik dapat membantu anak berinteraksi dengan teman-temannya secara positif. Ajarkan anak untuk:
- Berbagi dan Bergiliran: Ajarkan pentingnya berbagi dan bergiliran dalam bermain.
- Menyelesaikan Konflik: Latih anak untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang damai dan tanpa kekerasan.