Lalu ada Zainab binti As-Syar’i, Munisah binti Malik, dan Syamiyah binti Hafidz, tiga wanita cantik jelita, tapi pakar dalam masalah agama, bahasa, dan aritmatika.
Selanjutnya, Cut Nyak Dien, wanita santun tapi hebat yang sanggup membuat kerugian hebat di pihak penjajah Belanda. Kita patut bangga kepada mereka, yang telah menunjukkan kepada kita bahwa wanita bukanlah makhluk yang lemah, wanita bukanlah makhluk tanpa daya, wanita bukanlah makhluk penggoda, tapi wanita merupakan mahkluk digjaya yang siap berperan membangun negara dan memajukan agama.
Itulah peran wanita dalam kancah kehidupan sosial yang patut kita teladani."Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka . Dengan demikian, Islam mempunyai konsep yang jelas tentang pembagian peran antara laki-laki dan perempuan.Â
Pantas, kalau Fatima Mernissi, seorang ilmuwan wanita asal Maroko dalam bukunya Woman and Islam: An Historical and Theological Inquiry mengatakan, Islam adalah teologi ideal yang meletakkan wanita sebagai mitra sejajar dengan kaum laki-laki dalam semangat humanis-teosentris.Â
Islam membolehkan wanita untuk aktif dalam wilayah sosial, namun Islam juga mengingatkan wanita agar tidak melupakan kewajibannya pada wilayah domestik, rumah tangga.Â
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, seharusnya kepada kaum lelaki, dan sebagai hamba Allah yang beriman haruslah memuliakan kaum wanita dan memposisikannya setara denganNya, sebagaimana Rasulullah memuliakan para istrinya.Â
Dan agama Islam dengan tegas, menentang segala bentuk tindakan diskriminasi, penghinaan, dan penindasan terhadap wanita.dan kemampuan seseorang itu tidaklah memandang gender tetapi kualitasNya,dan juga dalam pandangan Islam, manusia itu setara dimata Allah yang membedakanNya hanyalah ketakwaan.Â
Dan keduanya memiliki hak dan kewajiban yang sama pada peringkat etika religius, serta kewajiban yang sejajar pada peringkat fungsi sosial. Walaupun dalam gender berbeda tetapi seharusnya, perbedaan tersebut tidak dijadikan alasan untuk menginjak harkat dan martabat wanita.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H