Topik ini mengingatkanku ke lorong waktu 29 tahun yang lalu, ketika aku dan suamiku yang baru berumah tangga harus berpisah dengan keluarga besar yang hangat dan penuh kegembiraan kepada keadaan yang sepi tanpa sanak saudara. Untung saja karunia Allah SWT berupa kasih sayang dari pasangan hidupku mampu memberi kekuatan hingga aku dapat bertahan sampai saat ini.Â
Tempat perantauan ini bukanlah sebuah kota besar, bahkan cenderung terisolasi saat itu. Untuk menghubungi kedua orang tua, kami harus pergi ke tengah kota karena di sana ada wartel yang menyediakan jasa layanan telepon umum. Saat itu hari-hariku penuh dengan kerinduan hingga aku selalu meminta pulang ke kota orang tuaku dua kali dalam setahun. Hal itu pasti sangat memberatkan keuangan suamiku yang baru merintis karir dalam pekerjaannya.
Hari demi hari kulalui penuh  beban ingin pulang kampung, suamiku menghiburku dengan membawaku berkunjung ke tempat  teman-temannya.  Ketika ia mengajakku berjalan senang rasanya, karena dapat melihat keramaian di luar mess perusahaan yang cenderung sepi.
Suatu ketika aku diperkenalkan dengan seseorang yang hingga saat ini kami anggap sebagai mbah angkatnya anak-anak, orang  baik  itu bernama " Pak Sulaeman".  Beliau sangat antusias menyambut kedatangan kami dalam keluarganya, bahkan seluruh anaknya yang berjumlah tujuh orang dengan mayoritas sukses bergerak dalam bisnis kuliner, sudah menjadi bagian dari persaudaraan yang penuh dengan dinamika kebahagiaan,  kehadiran mereka mampu mengisi ruang-ruang batinku yang sepi.Â
Ternyata suamiku memiliki jaringan persaudaraan yang lain lagi, aku diajak bersilaturahmi kepada seorang bapak yang bernama "Pak Tugiat", ternyata beliau ini adalah kepala sekolah sebuah SMA,  yang  di kemudian hari ketika anakku sudah dua orang, melalui beliau inilah ada informasi tentang lowongan honor mengajar di sekolahnya.
Selain itu aku juga diajak bersilaturahmi ke teman-temannya yang lain dengan beragam usia di beberapa kampung yang berbeda, hingga ketika kami ada keperluan di kampung tersebut mudah mendapatkan informasi yang diperlukan. Mereka pun dengan senang hati siap membantu.
Apa yang ingin aku bagi adalah, bahwa jika kita merantau jangan hanya berdiam di rumah tapi keluarlah untuk mencari persaudaraan, masalah rizki biar Allah SWT yang mengatur. Â Jika hari ini kita masih terpuruk , InsyaAllah ada masanya untuk kita sukses.
Terima kasih sudah membaca
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H