Selasa, 20 Desember 2022, sebelum meninggalkan kamar untuk pergi salat subuh terakhir di Masjid Nabawi, kami mengecek koper yang sudah disiapkan di depan pintu kamar masing-masing. Sesuai informasi semalam, setelah koper kami ditimbang untuk pengecekan berat koper, kami diperintah untuk langsung menyimpannya di depan pintu.
Salat subuh hari itu penuh kesedihan, mengingat ini aktivitas subuh terakhir di Masjid Nabawi. Tangis kangen selalu menyertai ibadah kami. Baik dalam kegiatan membaca Al-Qur'an maupun dalam kegiatan salat. Terasa berat jika harus meninggalkan Masjid Nabawi yang baru saja kami kenal dan merasa dekat di hati yang kedua setelah Masjidil Haram. Namun apalah daya, batas waktu kami untuk beribadah di Tanah Suci sudah habis. Kalau boleh memang masih pengen tinggal dan ibadah di sini. Sekali lagi, rasa kesedihan itu sebenarnya rasa senang dan bahagia yang berlebihan karena bisa melaksanakan ibadah di Tanah Suci.
Selesai salat subuh, kami disuruh kumpul oleh muthawwif di depan gerbang pintu masuk 338. Maka sesuai perintah di WAG, Jemaah PT Inayah Haromain tidak bergerak pulang, tetapi berkumpul di tempat yang telah ditentukan. Seperti yang disampaikan oleh muthawwif atau pembimbing kami melalui WAG sebagai berikut:
Setelah semua Jemaah berkumpul, muthawwif mulai mengomando agar kami segera berjalan menuju arah masuk namun tidak masuk ke dalam masjid. Kami belok ke arah kiri sampai terus ke ujung batas halaman sebelah utara. Kemudian belok kanan terus lurus ke arah barat, dan pas lurusan pintu 32 Masjid Nabawi kami belok ke arah selatan serong ke arah barat mendekati tempat yang dituju. Yaitu serupa dengan jalan menuju Ziarah Raudhah, hanya tidak masuk ke pintu halaman yang disediakan untu Jemaah Ziarah Raudhah, kami berhenti di bagain halaman sebelumnya, kemudian kami berkumpul menghadap ke masjid yang kubahnya berwarna hijau, ada jarak sih dengan di mana kami berada, Â karena kami hanya Ziarah Baqi atau pamitan, cukup di tempat itu saja. Setelah membaca salam saat akan berziarah Baqi yang artinya: "Mudah-mudahan sejahtera atas kamu hal (penghuni) tempat kaum yang beriman! Apa yang dijanjikan kepadamu yang masih ditangguhkan besok itu, pasti akan datang kepadamu, dan kami insyaAllah akan menyusulmu. Ya Tuhan! Ampunilah ahli Baqi "al gorqod". Aamiin YRA.
Selesai membaca salam dilanjutkan dengan do'a dan salam kepada Sayyidina Usman bin Affan, yang artinya: "Mudah-mudahan salam dan sejahtera atasmu wahai Usman bin Affan yang memiliki dua cahaya. Mudah-mudahan salam sejahtera atasmu wahai khalifah yang ketiga. Mudah-mudahan sejahtera atasmu wahai orang yang mempersiapkan, membiayai, bala tentara perang di masa yang sulit (Perang Tabuk) dengan harta dan peralatan, yang telah menghimpun Al-Qur'an dalam suatu lembaran (Kitab Tersusun). Mudah-mudahan Allah memberikan balasan sebaik-baik balasan kepadamu dari umat Rasulullah SAW. Ya Allah, ridhailah Dia, tinggikan derajatnya, muliakanlah kedudukannya dan berilah imbalan pahala. Aamiin."Â
 Kemudian dilanjutkan salam kepada Hamzah R.a. dan Mus'ab bin Umair R.a di Uhud, yang artinya: "Mudah-mudahan sejahtera atasmu wahai paman Nabi Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib. Mudah-mudahan sejahtera atasmu wahai singa Allah dan singa Rasulullah. Mudah-mudahan sejahtera atasmu wahai penghulu syuhada. Mudah-mudahan sejahtera atasmu wahai Mus'ab bin Umair wahai pahlawan pilihan, yang meneguhkan kedua kakinya di atas bukit Rimah sampai ia gugur".
Kemudian dilanjutkan dengan salam kepada para syuhada di Uhud, yang artinya: "Mudah-mudahan salam sejahtera atasmu wahai para syuhada Uhud. Ya Allah, berilah mereka semua ganjaran karena Islam dan para pemeluknya dengan ganjaran yang paling utama dan tinggikanlah derajat mereka dan muliakanlah kedudukan mereka dengan keagungan-Mu dan kemurahan-Mu. Wahai Tuhan Yang Paling Pemurah."
Aamiin ya Robbal Aalamiin.
Selesai memberikan salam dan doa kepada para syuhada, kami pun saling bermaafan dengan sesama anggota rombongan. Tangispun tak bisa dibendung lagi. Selain rasa pengakuan banyaknya dosa dan kesalahan kepada Yang Maha Kuasa, juga mungkin, walau hanya Sembilan hari lebih, di antara kami terdapat kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Maka kami gunakan kesempatan itu untuk saling bermaafan. Semoga Allah Yang Maha Pengampun juga mengampuni kami. Aamiin YRA.
Setelah selesai kegiatan Ziarah Baqi, kami pulang menuju hotel untuk melaksanakan sarapan pagi terakhir, karena hari ini kami akan pulang menuju negeri tercinta Indonesia. Kami sangat menikmati sarapan kami dengan lauk apa pun yang disajikan, mengingat amunisi yang kita butuhkan hari ini harus cukup sebagai bekal tenaga kami menyambut kepulangan yang hanya tinggal menghitung jam saja.