Baru tahu kalau melakukan salat sunah safar dua rakaat itu bukan hanya di kegiatan keagamaan seperti haji atau umroh saja. Tapi menurut penjelasan Ustadz Abi Rojak, Pembimbing Umroh kami, ternyata ketika kita mau melakukan perjalanan pulang kampung pun, sebaiknya melakukan salat sunah safar. Â
Maka dari itu sebelum berangkat menuju tempat ibadah umroh kemarin, rombongan kami diharuskan melakukan kegiatan pembersihan diri, dari mulai mandi, memakai wangi-wangian, kemudian melakukan salat sunah safar dua rakaat. Insya Allah setelah tahu, kalau pulang kampung, sebelum berangkat saya akan melaksanakan salat sunah safar. Insya Allah, Allah akan selalu melindungi dan menyelamatkan kita.
Pengalaman baru lainnya, di pesawat yang belum waktunya landing, sementara waktu salat sudah tiba, tanpa punya wudu, kita tetap harus melakukan salat wajib, maka salat yang dilakukan merupakan salat Menghormati waktu.Â
Kami rombongan melakukan salat Menghormati waktu adalah waktu salat subuh. Karena salat subuh waktunya pukul 05.30 WAS, sementara pesawat landing pukul 6.30 WAS, sudah lewat 1 jam dari waktunya subuh. Dan juga dimungkinkan tidak tepat melakukan salat subuh setelah turun dari pesawat.Â
Kegiatan setelah turun dari pesawat kami berjalan jauh menuju tempat imigrasi di Jeddah. Dan yang diproses juga bukan hanya dari rombongan kami saja, tapi juga orang lain yang sama-sama akan masuh Jeddah. Padat di tempat imigrasi tersebut, antreannya Panjang, walaupun ada enam pos pemeriksa dengan masing masing dua petugas. Maka kemungkinan telat salat subuhnya.
Salat di Mekkah maupun Madinah, setelah bacaanAl Fatihah selalu dialnjutkan dengan bacaan surat-surat panjang terutama pada salat subuh, maghrib, dan isya. Selalin itu juga pada kegiatan ruku dan sujud selalu lama, itungan dengan cara bacaan saya sebanyak tujuh sampai sembilan kali. (dengan bacaan subhana robbiyal 'azhim wa bi hamdih dan subhana robbiyal a'laa wa bi hamdih). Terasa salat kita lebih khusyu.
Ternyata setelah saya googling, ada beberapa tambahan bacaan yang selama ini saya tidah tahu. Kemungkinan yang dibaca imam waktu di Mekkah atau Madinah adalah seperti ini:
Bacaan pada ruku kenapa menjadi Panjang atau lama: Â Berdasarkan hadis dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha tentang doa ruku, ia berkata,"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memperbanyak membaca Ketika ruku dan sujud bacaan: "Subhanakallahumma Robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii."(HR.Bukhari, dan Muslim)
Bacaan doa ruku dan sujud lain yang bisa dibaca yaitu, "Subbuhun Qudduus, Robbul malaa-ikati war ruuh." (HR. Muslim)
Bacaan sujud lainnya dari Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, yang berkata bahwa ketika sujud Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca,"Allahumma laka sajadtu, wa bika aamantu wa laka aslamtu, sajada wajhi lilladzi khalaqahu, wa shawwarahu, wa syaqqa sam'ahu, wa basharahu. Tabarakallahu ahsanul khooliqiin." (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca Ketika sujudnya, "Allahummagh-fir lii dzambii kullahu, diqqohu wa jillahu, wa awwalahu wa aakhirrohu, wa 'alaaniyatahu wa sirrohu." (HR. Muslim)