Mohon tunggu...
Lilis Edah Jubaedah
Lilis Edah Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Cilegon

Saya Lilis Edah Jubaedah, Lahir di Purwakarta, 26 Agustus 1965. Pekerjaan saya Guru di SMPN 1 Cilegon. Hobby saya menulis, walapun belum mahir. Konten yang saya sering tulis apa saja yang berhubungan dengan rasa kekhawatiran diri terhadap lingkungan sekitar. Jenis tulisannya ada puisi, cerpen, opini, esai, atau apa saja yg menurut saya cocok dengan kontennya. Tapi hanya sekadar menulis saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa LSM Itu?

3 November 2022   14:25 Diperbarui: 3 November 2022   14:31 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mendengar kata LSM terkadang membuat keningku mengernyit. Akhir-akhir ini banyak isu muncul yang kurang baik tentang LSM dalam kegiatan yang dilakukannya yang konon katanya tujuan didirikannya demi melayani masyarakat. Akan tetapi, tidak sedikit baik perorangan atau Lembaga yang sepertinya menjadi sasaran empuk LSM dalam menjalankan misinya. Terkadang sedikit arogan merasa dirinya paling berkuasa dengan labelnya LSM. 

Bahkan sering juga kerjanya setengah menakut-nakuti orang atau Lembaga yang menjadi incarannya dengan istilah "di bawa ke jalur hukum", atau "dilaporkan ke KPK", atau "dilaporkan kepada pihak yang berwajib". Dengan cara-cara sedikit licik manakala menghadapi calon korban yang lebih cerdas dari aktor yang menjadi eksekutor.

Nah di sisi lain, kita menemukan atau menyaksikan orang atau Lembaga yang merasa tidak punya keberanian untuk melawan. Karena memang kalau tidak salah, siapapun baik perorangan atau Lembaga, memang harusnya berani untuk melawan dan mematahkan argument mereka. Parahnya, kita sering kurang tenang dalam menghadapi LSM yang mulai mengintimidasi kebijakan suatu Lembaga. 

Dalihnya demi ini dan itu yang terkadang kurang logis alasannya. Nyatanya demi uang yang walau jumlahnya memalukan. Bukan uang jutaan yang ia butuh, malah hanya recehan. Mungkin menurut mereka hanya cara seperti ini bisa membantu kesejahteraan masyarakat. Yang jelas bukan kesejahteraan masyarakat, tetapi hanya kesejahteraan dirinya sendiri.

Miris rasanya hati ini, ketika ada dari anggota LSM yang dengan sengaja mendatangi suatu Lembaga, kemudian menawarkan programnya, setelah itu meminta bantuannya untuk kelancaran programnya. Anehnya kalau tidak dibantu pasti menganggap kami pelit atau tidak peduli. Padahal kalau kita beri, kan pastinya uang yang ada dalam dana pemerintah tersebut. 

Kalau meraka sudah mengorek-ngorek dana Lembaga yang berasal dari pemerintah, seolah paling tahu bahwa dana tersebut untuk apa saja keperluannya. Pasti dia akan bertanya tentang banyak hal sehubungan dengan dana bantuan pemerintah tersebut. Kalau kita teguh pada pendirian kita bahwa kita tidak menyalah gunakan dana tersebut, mereka akan mencari-cari kesalahan yang lain yang mungkin menurut pemikirannya, bakal menghasilkan cuan. 

Sementara dengan dia menerima pemberian dari Lembaga tersebut, tidak terpikir oleh mereka bahwa uang itu adalah dari dana pemerintah yang selalu ia kritik habis. Bahkan ada LSM yang terang-terangan meminta untuk bayar Kost kepada pimpinan suatu Lembaga pemerintah. Hal yang seperti ini yang mungkin sebenarnya bukan LSM tetapi mengatas namakan LSM agar agak serem.

Pentingkah LSM itu? Agar kita tahu seperti apa atau siapa LSM itu? Mari kita perhatikan uraian dari beberapa orang yang kompeten di bidangnya sebagai orang yang tahu banyak tentang LSM. 

Menurut Merdeka.com, LSM merupakan singkatan dari Lembaga Swadaya Masyarakat. Lembaga Swadaya Masyarakat adala sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. 

Sedangkan menurut Indonesian Center for Civic Education (ICCE), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan salah satu wadah atau organisasi/asosiasi yang dibuat oleh masyarakat di luar pengaruh negara dan juga menjadi perwujudan dari civil society.  Kerja LSM lebih kepada aktivitas pelayanan dan advokasi untuk mengangkat isu-isu tertentu. LSM kerap juga disebut sebagai NonGovernment Organization (NGO).

LSM memiliki berbagai interpretasi dan definisi di berbagai belahan dunia. Istilah ini secara umum diterima untuk mencakup organisasi swasta nirlabayang beroperasi di luar kendali pemerintah.

Beberapa LSM mengandalkan terutama pada sukarelawan, sementara yang lain mendukung staf yang dibayar. The word bank mengidentifikasi dua kelompok besar LSM: 1. LSM operasional, yang focus pada desain dan implementasi proyek-proyek pembangunan, 2. LSM advokasi, yang membela atau mempromosikan tujuan tertentu dan berusaha memengaruhi kebijakan publik.  

Tujuan LSM, menurut John Clark memaparkan karakteristik LSM ditinjau dari pelaksanaan tujuannya adalah sebagai berikut:

  • Melayani kelompok miskin marjinal,
  • Mendorong dibukanya partisipasi bagi masyarakat dalam proses pelaksanaan kebijakan,
  • Mengembangkan inovasi-inovasi yang bermanfaat dan memecahkan masalah. Terkadang inovasi ini melahirkan konsep tandingan bagi kebijakan pemerintah,
  • Program yang dilaksanakan adalah skala kecil agar mudah dipantau dan terukur pencapaiannya serta tepat sasaran,
  • Memiliki komitmen staf yang tinggi karena secara luas memberi andil nilai dan keyakinan tentang misi perubahan sosial.

Berbeda dengan Clark, Abidin dan Rukmini juga memberikan pendapat yang lebih sederhana mengenai karekteristik LSM, yakni:

  • LSM adalah Lembaga non pemerintah dan tidak birokrasi,
  • LSM berdiri atas asas sukarela,
  • LSM berbeda dengan Lembaga usaha. Kegiatannya tidak berorientasi pada keuntungan (nirlaba),
  • LSM bekerja untuk melayani masyarakat umum, bukan anggota atau aktivisnya sendiri.

Menurut Bastian yang merangkum pendapatnya Ismail Hadad mengenai peran LSM berdasarkan fungsinya sebagai beriku:

  • Fungsi LSM berperan memberikan motivasi, menggali potensi, menumbuhkan, serta mengembangkan kesadaran masyarakat mengenai masalah-masalah yang dihadapi diri maupun lingkungannya;
  • Fungsi LSM juga berperan sebagai komunikator yang mengamati, merekam, serta menyalurkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat agar dijadikan acuan dalam proses perumusan kebijakan dan perencanaan program pembangunan serta mengawasi proses pelaksanaan kebijakan maupun program pembangunan masyarakat sekaligus memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang program pembangunan dengan Bahasa yang mudah dipahami masyarakat dan membangun hubungan kerja sama antar LSM yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama;
  • Sebagai dinamisator yang mengemabangkan berbagai strategi dan inovasi dan pengelolaan organisasi yang belum familiar di lingkungan masyarakat;
  • Berperan sebagai fasilitator, yakni memberikan berbagai bantuan teknis dalam pelaksanaan program seperti penyediaan dana, modal kerja, peralatan, dan sebagainya yang menjadi kebutuhan masyarakat.

Bagaimana dengan LSM didanai? Sebagai organisasi nirlaba, LSM mengandalkan berbagai sumber pendanaan, yang meliputi:

  • Iuran keanggotaan
  • Sumbangan pribadi
  • Penjualan barang dan jasa
  • Hibah

Terlepas dari independent mereka dari pemerintah, beberapa LSM sangat bergantung pada pendanaan pemerintah. Beberapa LSM besar mungkin memiliki anggaran dalam jutaan atau miliaran dollar. Namun sebaliknya, LSM yang baru berdiri akan memiliki dana yang sangat minim sekali.

Berdasarkan uraian di atas, harusnya mereka bekerja sesuai dengan tujuan didirikannya organisasi yang mereka sepakati. Karena LSM itu memilih bekerja dengan tujuan mulia. Yaitu melayani kelompok miskin marjinal pada dasarnya. Apabila masyarakat memiliki masalah yang tidak bisa diselesaikan secara pribadi, maka LSM turun tangan membantu menyelesaikan masalah masyarakat tersebut dengan tanpa pamrih. 

LSM dalam bekerja harus selalu berupaya melakukan pendekatan komunikatif sehingga pelayanan dapat dilaksanakan dengan baik. Jangan menjuds terlebih dulu. Atau membawa aduan secara sepihak dengan menghakimi pihak yang lainnya. Sebaiknya dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kelompok miskin marjinal, pendekatan komunikasi tersebut dijalankan dengan baik sehingga bahan aduan yang akan diselesaikan mudah dapat solusi karena data yang dikumpulkan dari kedua belah pihak. 

Menentukan siapa yang salah atau yang benar akan mudah. Mengapa demikian LSM selama ini kedengarannya negatif di mata sebagian masyarakat. Hal ini disebabkan LSM terkadang berat sebelah. Kalau data kebenarannya ada, maka narasumber yang mengadukan juga harus dihadirkan agar mendapatkan solusi terbaik. Semoga ke depannya baik LSM maupun yang selalu menjadi sasaran LSM dapat memahami dengan baik siapa itu LSM dan apa tujuan serta fungsinya di masyarakat agar tidak terjebak dengan cara-cara yang kurang terpuji.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun