Mohon tunggu...
Lilis Hidayah
Lilis Hidayah Mohon Tunggu... -

Sedang Menempuh Pendidikan Di STAIN Curup, mengambil Program Studi Komunikasi & Penyiaran Islam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mutiara Pengusir Serdadu

26 November 2014   19:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:47 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mutiara bening berseluncur dengan liarnya

Menyusuri halusnya permukaan epidermis dengan pigmen yang mendekati sempurna

Membuatnya berkilat bak sembilu usai beradu dengan asahan

Deru nafas berebut kelar melalui tenggorokan

Menuju hidung dan mulut

Seakan tak mau mengantri

Dan sesekali helaan nafas panjang yang disusul sesaknya tarikan panjang

Sedikit melegakan dada yang berjubel

Akibat anak pinak warna bak spidol kehidupan yang sedang ia jalani

Sekaan jari jemari kecilnya seolah berusaha meraup mutiada demi mutiara bening

Berharap tak terlewatkan berang sebutir

Mengisyaratkan untuk segera menyudahi petualangan perseluncuran itu

Namun perang batin antara fikiran, hati dan perasaan yang sedang beradu sengit

Malam itu seakan tak memperdulikan isyarat halus itu

Entah apa yang akan terjadi pada sepasang indra penglihatannya itu esok hari

Akankah menjadi gundukan pucat ?

Atau bahkan gunungan daging yang dipenuhi tirta bening yang menggelayut

Hingga membentuk sepasang dua sejoli bak keturunan Chines

Tak terlihat sisi mana kedudukan karunia yang paling berharga untuk mensyukri setiap karunia nikmat-Nya

Biarlah.........

Mungkin ia melakukannya semata-mata ntuk menghibur diri

Mencoba mengusir gusuran duka dan meratakan serta mencampuadukkan warna-warni itu

Supaya terlihat mana warna yang indah namun tetap dapat bertahan

Akibat serangan angin yang menyerbu senagn segala serdadunya

Biarlah mutiara bening menjadi pengusir serdadu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun