Mohon tunggu...
Lilin kecil
Lilin kecil Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi renungan

Kontemplasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kesesatan yang Tidak Kita Sadari?

11 Desember 2024   19:07 Diperbarui: 1 Desember 2024   10:30 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesesatan yang Tidak Kita Sadari, sumber : @lilinkecil.net

Sebenarnya, sebagian besar perbuatan sesat (jahat) telah dapat dideteksi oleh hati nurani kita.

Kita menyadarinya dan sadar betul suatu perbuatan itu salah, tetapi masih tetap bergumul untuk tidak melakukannya.

Kenapa? Karena kita suka mengkategorikan perbuatan salah atau jahat, kita mengelompokkan mereka dengan level-level, dari yang salah sedikit, hingga benar-benar jahat seperti membunuh.

Setelah kita melakukan pengelompokkan, akhirnya kita menoleransi level-level yang menurut kita hanya sedikit dan masih di wilayah abu-abu.

Wilayah abu-abu ini yang kita sering anggap sebagai perbuatan sesat yang tidak kita sadari. Sebenarnya bukan tidak kita sadari, tapi SENGAJA TIDAK MAU menyadari.

Lalu bagaimana supaya kita dapat menyadariNya? Sederhana, hanya dengan mempelajari firman Tuhan.

Dengan mempelajari firman Tuhan, kita dapat membedakan mana yang sesat dan yang baik, karena sudah diperkatakan dengan jelas. Sedangkan untuk semua yang belum disebutkan atau abu-abu, maka mudahnya kita dapat melihat proses dan efek dari perbuatan tersebut. Apakah proses dan hasilnya tidak merugikan orang lain maupun diri kita sendiri?

Kita ambil contoh yang paling umum, merokok. Sudah jelas rokok adalah perbuatan salah karena :

  • Merugikan/merusak paru sendiri dan paru orang lain yang menghisap asap rokok tersebut
  • Bagi orang miskin, semakin memiskinkan diri sendiri karena sebagian besar dana untuk membeli rokok. Merugikan keluarga, dimana dana tersebut harusnya bisa untuk keperluan sekolah, dll yang lebih penting buat masa depan anak.
  • Dst.

Memang banyak orang yang bilang, bagaimana dengan keuntungannya? Bisa menenangkan diri, membuka lapangan kerja. Pertanyaannya mudah, apakah tidak ada cara lain untuk menenangkan diri yang tidak memasukkan asap ke paru orang lain? Minum kopi misalnya?

Apakah dengan adanya pabrik rokok, semua penduduk dapat pekerjaan? Bukannya masih banyak juga lowongan kerja yang hilang karena pabrik yang tutup dan pindah ke negara lain, kenapa itu tidak diatasi untuk menambah lowongan kerja? Dst, dst.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun