Mohon tunggu...
Lilin kecil
Lilin kecil Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi renungan

Kontemplasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Adil Menurut Tuhan?

1 September 2024   16:17 Diperbarui: 22 September 2024   18:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Definisi keadilan sendiri sederhana, yaitu yang baik mendapatkan ganjaran yang baik, yang jahat mendapatkan ganjaran yang jahat sesuai levelnya.

Keadilan berfungsi besar dalam menata ketertiban hidup bermasyarakat maupun personal kita.

Tetapi dalam realitanya baik itu hukum negara maupun kehidupan ini,"terasa" tidak adil. Hukum seringkali memihak kepada yang memiliki kuasa/dana, sedangkan kehidupan ini sejak awal (garis startnya) kelahiran sudah "terasa tidak adil". Ada yang dilahirkan di keluarga yang kaya, keluarga yang baik, sedangkan lainnya di keluarga yang miskin, orang tua yang berantakan dst.

Lalu bagaimana kita meresponi kenyataan ini? Mari kita melihat apa yang Daud lakukan (Maz 7)

1. Daud mengatakan "orang yang membuat lubang dan menggalinya, akan jatuh sendiri dalam lubang yang dibuatnya." 

Dimana artinya dia percaya akan hukum tabur tuai Tuhan, dimana kita sering menyebutnya dengan hukum karma juga. Dimana apabila yang kita tabur adalah hal-hal baik, maka yang kembali ke kita juga hal-hal yang baik, demikian pula sebaliknya dengan hal-hal yang buruk.

2. Untuk memastikan poin 1 diatas terjadi, Daud dengan berani, secara berkala, meminta Tuhan untuk memastikan apakah kehidupan, motivasi dan perbuatan dia apakah sudah benar dan meminta hukuman apabila tidak. 

Lalu mengapa kehidupan tetap terasa tidak adil, meski ada hukum tabur tuai?

1. Sebagian orang percaya hukum tabur tuai tidak semuanya terjadi langsung saat kita hidup di dunia ini, karena itu konsep surga dan neraka ada untuk menerapan keadilan final.

2. Sebagian lagi percaya keadilan itu sebenarnya sudah terjadi di kehidupan kita saat ini. Contoh, mungkin si A terlihat kaya, tetapi tidak bahagia. Mungkin si B terlihat bodoh, tetapi kehidupannya tentram damai dst.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun