Mohon tunggu...
Lili Indah Sari Lubis
Lili Indah Sari Lubis Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA UINSU

Kkn-dr Kelompok 149

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cara Menjaga Kesehatan Mental Remaja Selama Pandemi Covid-19

14 Agustus 2020   04:26 Diperbarui: 14 Agustus 2020   04:24 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pandemi covid-19 tidak hanya mengancam kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental setiap individu. Apalagi bagi seorang remaja, wabah pandemi covid-19 berdampak pada kehidupan sosial remaja. Dengan kebijakan belajar dari rumah dan dibatalkannya berbagai acara, banyak remaja kehilangan beberapa momen besar dan momen keseharian seperti mengobrol dengan teman dan berpartisipasi di kelas. Ada banyak remaja merasa cemas, terisolasi, dan kecewa karena wabah pandemi covid-19. Hal ini rentan dapat membuat munculnya kondisi mental remaja menjadi buruk.

Maka dari itu, dilansir dari laman UNICEF Indonesia ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk para remaja dalam menjaga kesehatan mentalnya di tengah pandemi covid-19.

  • Kecemasan Adalah Hal yang Wajar

Jika penutupan sekolah dan judul-judul mengkhawatirkan di media membuat seorang remaja merasa cemas, itu adalah hal yang wajar. "Para psikolog sudah lama menyadari bahwa kecemasan adalah fungsi normal dan sehat yang bisa membuat kita waspada terhadap ancaman, dan membantu kita untuk mengambil tindakan untuk melindungi diri," kata Dr. Damour. "Kecemasanmu akan membantumu mengambil keputusan yang harus dibuat saat ini, seperti tidak menghabiskan waktu bersama orang lain atau dalam kelompok besar, mencuci tangan dan tidak menyentuh wajah."

Merasa cemas dengan covid-19 memang hal yang benar-benar bisa dimengerti, tetapi pastikan bahwa kamu "menggunakan sumber yang terpercaya (seperti situs UNICEF atau WHO) ketika mencari informasi, atau cek kembali informasi yang kamu dapatkan apakah berasal dari saluran yang kurang bisa diandalkan reliabilitasnya," nasihat Dr. Damour.

  • Cari Pengalihan

Dalam situasi cemas, seorang remaja harus menghadapinya dengan mencari pengalihan diri, seperti mengerjakan PR, menonton film kesukaan, atau membaca novel sebelum tidur adalah hal-hal yang disarankan oleh Dr. Damour untuk mencari pelampiasan dan menemukan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.

  • Manjaga Komunikasi dengan Teman

Situasi saat ini memang membuat para remaja kesulitan dalam bersosialasi. Namun, media sosal bisa menjadi solusi untuk menjaga komunikasi di tengah perintah physical distancing. "Menurut saya, remaja akan menemukan cara untuk terhubung dengan satu sama lain secara online melalui cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya." jelas Dr. Damour. Namun, penggunaan ponsel dan gadget juga bisa menambah kecemasan seorang remaja apabila tidak digunakan dengan bijak. Oleh karena itu, peran orangtua sangat diperlukan dalam situasi ini.

  • Fokus Pada Diri Sendiri

Dr. Damour menjelaskan, cara yang paling efektif dalam menghilangkan kecemasan adalah dengan fokus pada diri sendiri. Fokus pada diri sendiri dan mencari cara untuk memanfaatkan waktu tambahan yang kamu dapatkan adalah cara yang productif untuk menjaga kesehatan diri. Melakukan hal-hal produktif atau mencoba hal baru seperti membaca buku atau memainkan alat musik.

  • Memahami Perasaan

Kehilangan kesempatan untuk mengikuti acara-acara dengan teman, acara untuk menyalurkan hobi, atau pertandingan olahraga, adalah hal yang sangat mengecewakan. Merasakan perasaan sedih atau kecewa merupakan hal yang wajar. Dr. Damour menyarankan agar  membiarkan diri merasakan perasaan kecewa dan jengkel karena banyak hal yang hilang karena pandemi ini. Ia akan lebih cepat merasa lebih baik.Setiap remaja memiliki cara berbeda dalam megolah perasaan. Hal yang terpenting adalah, cara seorang remaja dalam mengatasinya dengan hal yang benar.

  • Berbaik Hatilah Pada Diri Sendiri dan Orang Lain

Beberapa remaja mengalami bullying dan pelecehan karena terdampak covid-19. Dr. Damour mengatakan orang lain harus lebih peka dan mendorong korban perundungan untuk meminta bantuan atau dukungan pada teman serta orang dewasa.

Cobalah tawarkan dukungan ketika melihat teman yang diintimidasi. Hubungi mereka dan tawarkan bantuan. Tidak melakukan apa pun bisa membuat mereka merasa semua orang tak peduli dengannya. Kata-kata Anda bisa membuat perbedaan. Namun, pastikan tidak membuatnya semakin tersakiti saat mencoba membantunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun