Mohon tunggu...
Lilik Ummu Aulia
Lilik Ummu Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Mommy

Learning by Writing

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Aroma Kapitalisasi Black Out Sumatera

17 Juni 2024   07:03 Diperbarui: 17 Juni 2024   07:19 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa waktu yang lalu, pulau sumatera mengalami black out (pemadaman listrik) secara bergilir. Black out ini terjadi disinyalir karena adanya gangguan SUTT 275 kV Lubuk Linggau-Lahat, Sumatra Selatan pada Selasa (4/6/2024).

Menanggapi hal ini, staf kepresidenan, Moeldoko, menyampaikan bahwa pemerintah akan menguatkan kapasitas listrik yang sebelumnya mengalami mati daya. Sementara, penguatan kapasitas akan dilakukan dengan pembangunan sumber listrik cadangan.  

Black out yang terjadi di pulau sumatera ini merupakan sesuatu yang ironi. Sebab, menurut data PLN pada desember 2023, salah satu wilayah yang memiliki reserve margin (cadangan daya) terbesar adalah sumatera, yakni sebesar 41% (bisnis.com., 06/06/2024). Dengan besarnya cadangan daya yang dimiliki oleh pulau Sumatera ini, maka muncul tanda tanya besar mengapa terjadi black out di wilayah ini secara bergilir dengan durasi yang bervariasi.

Dengan adanya black out di pulau Sumatera ini, sejumlah pihak mengendus adanya aroma kapitalisasi listrik oleh swasta (baik lokal maupun asing) yang tengah dirancang untuk pulau ini. Peristiwa black out ini, disinyalir hanyalah sebagai salah satu jalan masuknya investasi ke pulau ini. Apalagi, pulau Sumatera kaya akan sumber daya alam. Alhasil, tentu banyak investor yang tertarik untuk mengeksploitasi sumber daya alam di pulau ini.

Listrik, adalah salah satu sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak. Pengelolaannya harus dilakukan oleh Negara untuk menjamin setiap rakyat mendapatkan pelayanan terbaik dengan harga yang murah. Jika pengelolaan sumber daya ini diberikan kepada swasta, maka, tentu harga pelayanan yang diberikan adalah harga jual dengan keuntungan sebanyak -- banyaknya bagi swasta.

Wallahua'lam bish showab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun