Setiap keluarga pasti mengharapkan kebahagiaan dan ketenangan. Akan tetapi, tidak sedikit biduk rumah tangga yang diwarnai dengan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Mengutip dari catatan Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), sepanjang tahun 2022 hingga Juni 2023, terjadi 15.921 kasus kekerasan terhadap perempuan dengan jumlah korban sebanyak 16.275.
Terdapat banyak faktor yang memicu munculnya KDRT baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang memicu terjadinya KDRT misalnya (1) lemahnya iman seseorang, sehingga tidak mampu membedakan mana yang boleh dilakukan dan tidak dalam kehidupan rumah tangga dan (2) kurangnya ilmu dalam berumah tangga, sehingga adanya sedikit masalah mampu memicu timbulnya KDRT.
Selain faktor internal, faktor eksternal juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan terjadinya KDRT. Misalnya (1) kemiskinan dan himpitan ekonomi, (2) pergaulan yang tidak terjaga yang menyebabkan perselingkuhan, dan lain sebagainya.
Dengan memerhatikan faktor -- faktor di atas, tergambar bahwa bangunan keluarga dalam sistem kehidupan saat ini sangat rapuh. Oleh karena itu, Â dibutuhkan sebuah upaya agar bangunan keluarga yang ada di dalam masyarakat menjadi kuat, tangguh dan jauh dari KDRT.
Akan tetapi, sebuah keluarga yang kuat dan tangguh, tidak akan mungkin terwujud dalam sistem kehidupan kapitalisme -- sekuler seperti saat ini. Sebab, sistem kehidupan kapitalisme saat ini hanya mengukur kebahagiaan sebuah keluarga dari materi semata. Selain itu, sistem kapitalisme -- sekuler juga telah menjauhkan keluarga dari berpegang teguh terhadap nilai -- nilai agama.
Dengan demikian, kita membutuhkan sebuah sistem kehidupan yang memberikan penjagaan dan perlindungan terhadap bangunan keluarga. Keluarga dibangun bukan hanya untuk mencari materi semata. Akan tetapi, lebih dari dari itu. Sebuah keluaraga dibangun dalam rangka beribadah kepada Allah Semata dan menggenapkan separoh agama.
Wallahua'alam bish showab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H