AADK (Ada Apa dengan Khilafah)? Perbincangan khilafah tidak lekang dimakan oleh zaman. Ketika khilafah masih tegak berdiri, bangsa Barat memperbincangkan bagaimana bisa menghancurkannya. Karena Barat sadar, khilafah adalah perisai umat Islam. Selama khilafah masih berdiri kokoh, maka selamanya Barat tidak akan mampu menjarah kekayaan negeri-negeri muslim untuk memenuhi ambisi produksi akibat adanya revolusi industri.
Ketika khilafah diambang kehancuran, kasak kusuk secara sembunyi - sembunyi umat pun memperbincangkan khilafah. Jangan sampai khilafah dihapuskan dan diganti dengan sistem bernegara yang lain. Pembicaraan tentang khilafah di area publik menjadi terlarang. Barang siapa yang berani melontarkan gagasan untuk tetap mempertahankan sistem khilafah, maka langsung dieksekusi. Bahkan, umat pun ridho menjadikan Mustofa kemal sang pembegal khilafah sebagai kholifah agar sistem khilafah tidak dihapuskan.
Pasca runtuhnya khilafah pada 1924, umat pun masih memperbincangkan khilafah. Konferensi khilafah di Kairo pada 1925 menjadi saksi keinginan umat untuk kembali di bawah naungan sistem pemerintahan khilafah. Berbagai upaya pun dilakukan untuk menyabotase gerakan untuk mengembalikan khilafah ini. Sebab, jika khilafah berdiri tegak kembali, maka, hilanglah kekuasaan Barat atas kekayaan yang terletak di negeri-negeri muslim.
Ketika perjuangan menegakkan kembali khilafah mulai surut, perbincangan tentang khilafahpun samar-samar masih terdengar. Suara lirih inipun, akhirnya membelalakkan Barat. Perbincangan yang awalnya samar, telah berubah menjadi gelombang besar yang mampu menjadikan NIC pada 2004 memberikan prediksi akan tegaknya kembali khilafah sebagai salah satu skenario global.
Maka, demi menekan gelombang kebangkitan khilafah ini, monsterisasi khilafah pun dilakukan. War on terorism dikumandangkan untuk memukul umat Islam. ISIS didirikan untuk menunjukkan wajah buruk khilafah. Padahal, ISIS dibentuk, dibiayai dan dipersenjatai oleh Barat itu sendiri. Tak cukup melakukan monsterisasi khilafah, perbincangan menghapuskan kurikulum pendidikan yang menyebut-nyebut khilafah pun dilakukan. Dengan tujuan, agar khilafah menjadi ajaran yang terlupakan, bahkan terlarang.
Sebenarnya, ada apa dengan khilafah, mengapa begitu ramai diperbincangkan? Apakah karena khilafah itu utopis? Khalayan surgawi yang mustahil terwujud. Ataukah khilafah itu ancaman? Tentu, ancaman bagi segilintir kelompok yang haus akan materi.
Wallahu a'lam bish showab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H