Mohon tunggu...
Lilik Masudah
Lilik Masudah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Pembatasan Pemakaian HP di Sekolah

7 Oktober 2017   18:43 Diperbarui: 7 Oktober 2017   19:46 4234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Perhatikanlah sekitar anda saat sedang berjalan-jalan, santai, ataupun melakukan aktifitas lainnya,pasti tidak lepas dari yang namanya memegang handphone.Banyak orang beranggapan handphone itu bukan hanya sebuah keperluan, melainkan sudah menjadi kebutuhan yang tak bisa dihindari lagi.

           Kebanyakan dari mereka banyak yang menggunakan smartphone dengan alasan untuk memudahkan mereka dalam mengakses internet. Untuk mencari informasi baik informasi tertulis, visual, serta audio visual. Tidak hanya orang muda saja yang menganggap Hp  sebagai kebutuhan, tetapi sekarang sudah merambah kekalangan orang tua. Dari berbagai macam alasan dan pendapat orang tersebutlah yang menjadikan banyak sekolah yang mengizinkan siswanya untuk membawa handphone untuk mencari informasi yang di butuhkan dalam proses pembelajaran. Namun semua itu jika tidak ada pembatasan dari pihak sekolah di khawatirkan.

           Ketergantungan akan berdampak buruk bagi perkembangan proses belajar para siswa. Akan handphone sudah bukan lagi masalah sepele untuk saat ini, siapa saja, dimana saja, dalam keadaan bagaimanapun mereka di sibukkan dengan handphonenya dibandingkan dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya.Waktu mereka lebih banyak digunakan untuk memegang handphonenya dibandingkan dengan keluarganya,mereka cenderung bersikap apatis terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya. Hp juga membuat anak tidak fokus terhadap apa yang sedang di hadapinya.

            Apalagi, ketika mereka berada di dalam kelas. Mereka cenderung mengandalkan smartphone yang mereka punya  untuk mengerjakan setiap tugas,apalagi didukung dengan guru (pendidik) yang memberikan tugas kepada siswanya dan sering memberikan izin kepada siswanya untuk mencari rujukan atau informasi dari internet,akan tetapi dari semua cara itu ada sisi negatifnya yaitu para siswa lebih cenderung mencari informasi dari internet,mereka menjadi malas untuk membaca buku, dan cenderung meremehkan tugas yang telah di berikan guru kepadanya, mereka cenderung ingin cepat selesai pelajaran dan istirahat.

              Di kelas mereka lebih sering maen Hp dan cenderung tidak mendengarkan  penjelasan materi dari guru, terkadang tanpa di sadari oleh guru dan orang tua, ada dari siswa yang membuka situs-situs yang tidak pantas di buka dan dilihat oleh mereka karena dikhawatirkan situs-situs tersebut akan memberikan dampak yang buruk bagi perkembangan pola fikir atau tindakan dari para siswa .

               Ketergantungan akan Hp sangat mengganggu proses belajar di kelas. Mereka lebih sering memainkan Hp di bandingkan bermain bersama teman-temannya, akibatnya proses sosialisasi yang mereka lakukan dengan lingkungannya sangat kurang, dan akibatnya mereka cenderung cuek terhadap Sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya, hidupnya lebih individualis yang mengandalkan Hp (internet) untuk mencari atau menanyakan sesuatu yang mereka tidak pahami, mereka tidak mau bertanya ke teman atau orang yang ada di sekelilingnya, karena mereka beranggapan bahwa bertanya di internet (geogle) lebih mudah dan cepat dari pada  bertanya kepada orang lain di sekitarnya, akan tetapi tanpa mereka sadari informasi yg mereka peroleh dari internet (geogle) tidak semua falid atau benar.

                Mereka harus mengfilter dan menelaah dalam mencari informasi dari internet, namun tidak semua anak menggunakan Hp untuk mencari informasi ada dari mereka yang hanya menggunakan Hp untuk bermain game dan  tidak digunakan untuk belajar, fenomena inilah yang menjadikan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi rendah, hal ini di sebabkan karena banyak anak-anak Indonesia tidak mahu belajar, mereka cenderung lebih suka bermain game di banding belajar. Kecanduan menggunakan Hp juga seringkali membuat mereka menjadi lupa waktu, lupa kapan harus belajar, makan, berinteraksi langsung dengan orang-orang sekitar, dan bahkan hampir lupa tidur(www.bahasaindonesiaku.net).

                 Dari alasan-alasan itulah seharusnya dari pihak sekolah mengeluarkan aturan tentang pembatasan pemakain Hp kepada siswa saat proses pembelajaran di kelas. Guru bisa menggunakan cara untuk mengalihkan siswa akan kecanduannya terhadap internet untuk mencari informasi dengan cara memberikan tugas kepada siswa dengan mencari refensi dari Koran, majalah, atau buku yang ada di perpustakaan sekolah maupun dari kejadian langsung yang terjadi didalam lingkungan masyarakat.

                   Dengan cara tersebut diharapkan akan mengurangi kecanduan siswa akan penggunaan Hp dalam proses pembelajaran. Dalam mengendalikan kecanduan siswa terhadap Hp di sekolah guru sangat berperan penting di dalamnya,  guru di tuntut untuk tegas dan bijak dalam mengatasi permasalahan ini.

              Kualitas seorang guru juga mempengaruhi seberapa besar dan berhasil pendidikan yang telah mereka sampaikan kepada siswanya, bukti dari kesuksesan guru menyampaikan materi-materi dan pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal dapat dilihat dari hasil prestasi yang di peroleh oleh siswanya, jadi kebijakan guru disini menentukan kualitas dari pendidikan yang ada di Indonesia ini. kan berdampak pada prestasi siswa di sekolah.

               Program pembatasa penggunaan Hp atau smartphone di atas bertujuan menciptakan generasi yang mandiri, tidak selalu mengandalkan bantuan atau selalu terpaku pada informasi dari internet, melainkan mereka bisa menggali informasi dari berbagai sumber yang sudah terbukti akan fakta dari kebenarannya untuk menunjang prestasi yang yang dimilikinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun