Mohon tunggu...
Lilik Maskurotin
Lilik Maskurotin Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas di TK Negeri Pembina Kecamatan Panarukan Situbondo

Lilik Maskurotin, lahir di Kota Grandrung, Banyuwangi 43 tahun yang lalu tepatnya pada 30 Juli 1979. Mempunyai hobi membaca dan menggambar, terutama menggambar cerita tentang anak usia dini. Mengabdi di TK NEgeri Pembina Kecamatan Panrukan sejak tahun 2010, penuh suka cita sebagai ASN dalam bidang pendidikan. Saya juga mempunyai impian bisa mengasah serta mengaktualisasikan bakat menulis menjadi sebuah karya buku, baik berupa buku cerita, antology, kupulan essay, dan lain-lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

3 Juni 2023   07:45 Diperbarui: 3 Juni 2023   07:48 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat).”

-Ki Hadjar De wantara-

"Pendidikan itu tidak hanya di dalam kelas, bukan hanya guru, tetapi juga orangtua, dan bagaimana kita berinteraksi dengan masyarakat."

- Nadiem Makarim -

Visi pendidikan Indonesia 2035 adalah membangun rakyat Indonesia menjadi pembelajar seumur hidup yang ungul, terus berkembang, sejahtera, dan berakhlak mulia dengan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila. Harapan besar tersebut sepatutnya menjadi muara besar pelaksanaan pendidikan di setiap jenjang pendidikan, juga di setiap skala pendidikan dari skala mikro, sampai skala makro.

Visi tersebut hanya bisa diraih melalui kerja keras semua stakeholder dunia pendidikan, dimana setiap satuan pendidikan merupakan ujung tombaknya. Melalui ihtiyar bersama seluruh satuan pendidikan dalam mengelola program sekolah yang berdampak pada murid diharapkan harapan besar atau visi pendidikan Indonesia bisa terwujud.

Modul 3.3 dalam pendidikan guru penggerak, mengupas tuntas tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Ada beberapa hal menarik yang dijelaskan pada modul ini, diantaranya adalah kepemimpinan murid (Stydent Agenncy), IVAR: Intensi ( Intentionality)  = Kesengajaan, Visi= Pemikiran ke depan (forethought), Aksi= Kereaktifan-diri (self-reactiveness), dan Refleksi (self-reflectiveness), serta belajar tentang keterampilan belajar, atau belajar bagaimana belajar. Ketiga hal tersebut membuat penulis (CGP) semakin penasaran, untuk lebih memahami modul 3.3 ini.

Pengalaman penulis saat masih sekolah, dan selama menjadi guru kepemimpinan pembelajaran adalah guru. Guru memberikan ilmu pengetahuan yang dimiliki, sedangkan murid hanya menerima ilmu, menerima instruksi dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, media dan kebutuhan belajar juga disediakan oleh guru, sangat jarang murid dilibatkan untuk menetukan suatu pilihan terkait kegiatan yang ada di sekolah, kecuali dalam memilih jurusan saat duduk di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), itu pun atas rekomendasi guru. Bahkan saat kegiatan pentas seni akhir tahun pelajaran, siswa ditunjuk untuk menampilkan pertunjukan, guru yang menentukan tema kesenian serta kostumnya, dan parahnya lagi siswa yang ditunjuk kurang menunjukkan minat atau bakat atas peran yang akan ditampilkannya, sehingga perlu latihan ekstra keras, karena takut dimarahi guru kalau tidak cepat bisa atau tidak sesuai dengan keinginan guru .

Setelah mempelajari modul 3.3 tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid, penulis menyadari bahwa sangat perlu melibatkan murid dalam membuat program sekolah, sehingga murid dapat mengikuti kegiatan pembelajaran atau program kegiatan sekolah lainnya dengan perasan senang dan bahagia, tanpa adanya paksaan, dapat menyalurkan minat dan bakatnya. Dan yang tidak kalah penting adalah murid benar-benar mendapakan pelajaran dan pengajaran bermakna yang akan menjadi bekal kehidupannya di masa mendatang. Tentunya hal ini akan sangat berguna bagi penulis dalam menerapkan pembelajaran di kelas, menjadi topik menarik pada sesi berbagi praktik baik dalam komunitas pendidikan serta organisasi profesi yang penulis ikuti.

Kembali pada Student Agency,  IVAR, serta belajar tentang keterampilan belajar, atau belajar bagaimana belajar, yang menjadi point penting pemicu utama dalam mengelola program sekolah yang berdampak pada murid.

Student agency atau Kepemimpinan Murid juga dapat diterjemahkan ketika murid mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan dalam proses pembelajarannya, mengungkapkan gagasan-gagasan atau menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun