Dewasa ini terjadi banyak fenomena ekstrim di seluruh dunia, banyak yang berpendapat bahwa hal tersebut dikarenakan adanya pemanasan global. Sudahkah anda mengetahui apa itu pemanasan global? Pemanasan global merupakan peristiwa naiknya suhu permukaan bumi, hal tersebut disebabkan oleh efek rumah kaca.Â
Efek rumah kaca diakibatkan karena tingginya kadar karbon dioksida (CO2) yang berada di dalam atmosfer. Bila kadar karbon dioksida di dalam atmosfer meningkat, maka akan menyebabkan sinar matahari yang masuk ke bumi tidak bisa dipantulkan kembali ke luar angkasa. Hal tersebut yang menyebabkan suhu di permukaan bumi cenderung bertambah naik. Peningkatan suhu dibuktikan adanya kenaikan rata -- rata suhu permukaan bumi antara tahun 1906 -- 2005 sebesar 0,74C.
Lalu bagaimana efek rumah kaca bisa terjadi? Efek rumah kaca bisa terjadi karena akumulasi gas karbon dioksida di atmosfer. Gas tersebut dihasilkan sebagian besar dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil seeperti kendaraan bermotor dan asap industri pabrik.Â
Hal yang memperburuk efek rumah kaca ialah semakin berkurangnya hutan sebagai paru -- paru dunia. Diketahui bahwa tumbuhan menjadi makhluk hidup yang menyerap gas karbon dioksida sebagai bahan fotosintesis yang kemudian menghasilkan oksigen (O2). Ironisnya, pada saat ini hutan ditebang untuk dijadikan pemukiman, lahan pertanian, pertambangan serta perkebunan. Dan Indonesia tercatat sebagai Negara yang paling cepat merusak hutan, padahal hutan tropis di Indonesia merupakan salah satu paru -- paru dunia. Hal ini membuat Indonesia menjadi salah satu dari 3 negara penyumbang emisi selain Amerika Serikat serta China.
Apa akibat dari pemanasan global? Saat ini seluruh permukaan bumi mengalami perubahan yang ditimbulkan pemanasan global. Perubahan -- perubahan tersebut terjadi secara signifikan, dapat menimbulkan bencana atau memicu peristiwa ekstrim lainya.
      Kita tentu mengetahui bahwa es yang berada di kutub selatan dan utara disebut es abadi. Namun akibat pemanasan global, menyebabkan kenaikan suhu permukaan bumi, sehingga terjadi pencairan es yang berada di kutub selatan dan utara. Pencairan juga tidak hanya di kutub, namun juga di tempat yang memiliki salju seperti pegunungan Himalaya. Hal tersebut membuat volume air laut meningkat sehingga akan bertambah ketinggian muka laut. Kenaikan ini bisa menyebabkan abrasi pantai oleh air laut, tenggelamnya pulau -- pulau kecil maupun kota besar yang berada di tepi pantai. Selain itu, memungkinkan kenaikan intensitas kejadian banjir rob bagi daerah -- daerah pesisir pantai. Bukan hanya untuk daratan, namun bertambahnya volume air laut juga akan mengurangi salinitas air lautan serta mengurai kualitas air lautan.
      Pemanasan global juga menyebabkan perubahan iklim. Di era modern ini, seiring perkembangan teknologi informasi serta peningkatan kemampuan manusia dalam menggunakanya, justru perubahan iklim dan cuaca sulit diprediksi. Peristiwa tersebut disebabkan karena perubahan iklim di permukaan bumi. Salah satu indicator yang menyebabkan perubahan iklim adalah kenaikan suhu permukaan bumi.Â
Sekarang ini banyak fenomena -- fenomena cuaca ekstrim yang jarang terjadi, seperti peningkatan curah hujan, peningkatan frekuensi bencana, Salah satu peristiwa yang membuktikan yaitu siklon tropis yang terjadi di sekitar wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa. Peningkatan curah hujan juga menjadi menjadi tinggi namun tidak tersebar secara merata. Curah hujan tinngi ini tidak menjamin ketersediaan air bersih yang melimpah karena tanah di permukaan bumi tidak lagi menyerap air hujan.Curah hujan meningkat namun keadaan tanah kering sehingga menyebabkan tumbuhan di daerah tersebut mati dan mengakibatkan peristiwa lain seperti kekurangan bahan makanan di daerah tersebut.
      Segala peristiwa ekstrim yang ditimbulkan akibat pemanasan global dapat diminimalisir dampaknya oleh manusia itu sendiri. Dalam konteks ini, manusia bisa menghentikan penyebab dari pemanasan global, seperti penebangan hutan sekaligus mengadakan penghijauan kembali. Kebijakan pembukaan hutan sebagai lahan pemukiman, lahan pertanian, pertambangan serta perkebunan tentu dihentikan serta dicari alternatif lain dalam hal tersebut, Mengubah gaya hidup dalam pemakaian bahan bakar fosil beralih ke energy alternative ramah lingkungan serta penghematan energy. Meskipun tidak bisa mengembalikan waktu di saat bumi masih dalam keadaan yang baik, setidaknya manusia tidak boleh memperbutuknya kembali.
Sources :
- Jurnal Ekonomi Lingkungan Vol.12/No.2/2008 "Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketinggian Muka Laut Di WilayahÂ
- Banjarmasin"Armi Susandi, Indriani Herlianti, Mamad Tamamadin, Irma NurlelaProgram Studi Meteorologi - Institut Teknologi Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H