Mohon tunggu...
Lilik Solekah
Lilik Solekah Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Saya ibu dua anak, yang mengabdi pada suami dan orangtua. Keinginan tertinggi berkumpul dengan orang tua, saudara, anak-anak, cucu cicit kakek nenek di surga dan bertetanga dengan Rosulullah.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pelecehan Anak Terjadi Lagi, Kapitalisme Biang Keladi

14 Juni 2024   21:01 Diperbarui: 15 Juni 2024   04:42 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi-Lagi Pelecehan Anak Terjadi, Kapitalisme Sebagai Biang Keladi.

Oleh: Lilik Solekah, SHI. ( Ibu Peduli Generasi)

  

Miris marak kasus pembuatan video vulgar bersama anak kandung akhir-akhir ini. Saat ini, total ada dua ibu muda yang ditetapkan sebagai tersangka.

mereka mengaku nekat melakukan hal itu karena terpedaya iming-iming dari teman Facebook. Sampai apapun akan dilakukan untuk mendapatkan cuan. Bahkan hal yang tidak masuk akal pun diterjang. Sekali lagi hanya demi uang naluri seorang ibu yang penuh kasih sayang dan melindungi lenyap. 

Bagaimana tidak hanya dengan iming-iming uang 15 juta seorang ibu di Tangerang Selatan melakukan pelecehan seksual terhadap anak kandungnya sendiri yang berusia 4 tahun dan merekamnya dalam bentuk video. 

Awal foto telanjang dada, semakin vulgar seluruh tubuh dan puncaknya vidio tak senonoh. Uang belum cairpun sudah menggiurkan orang yang bisa jadi butuh uang instant ataupun karena kerakusan hari ini yang sudah menggurita.

Tidakkah dia sadari dampak psikologis abak yang terpapar seks di usia dini ini akan sangat mengerikan?

Peristiwa ini sungguh mencerminkan gagalnya sistem pendidikan dalam mencetak individu berkepribadian Islam dan siap mengemban amanah  sebagai ibu. Disisi lain juga menunjukkan lemahnya negara dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, sehingga membuat ibu tergoda melakukan maksiat demi sejumlah uang.

Pendidikan keluarga yg berbasis Sekulerisme membuat ibu kehilangan fitrah. Uang menjadi pilihan saat kesejahteraan tidak menjadi prioritas negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun