Mohon tunggu...
lilik krismantoro
lilik krismantoro Mohon Tunggu... -

rindu semua persahabatan yang mengabdi pada kemanusiaan, dan memperjuangkan martabat kehidupan !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Passion to God, Passion to Knowledge, Passion to Others*

7 Desember 2015   00:11 Diperbarui: 7 Desember 2015   00:47 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Problem kita bukan lagi soal kelangkaan pengetahuan, bukan pula soal keterbatasan teknologi. Problem abadi soal moralitas pengguna dan penguasa pengetahuan tetap ada, tetapi kepada kita juga dihadapkan problem keterkelolaan pengetahuan (knowledge manageability) dan distribusi yang fair atas akses ilmu pengetahuan (knowledge distribution gap).

Quo Peregrinatur Grex Pastor Secum, tutur Walter M. Miller, Jr, kemanapun pergi kawanan, sang Gembala setia menemani. Kemanapun pengetahuan dan kemajuan teknologi membawamu, bawalah iman dan kasih di hatimu.

Barangkali, bersama dengan segitiga iman-pengetahuan-pengabdian, inilah resep terbaik yang kita miliki hingga saat ini, sembari kita tergopoh-gopoh menyusun ulang ratio studiorum bagi generasi. Bagaimana memastikan agar mereka bertumbuh tidak semata-mata menjadi pengemban (yakni emban, pengasuh) pengetahuan, tetapi juga pengemban kemanusiaan dan pengemban etika kehidupan. Bagaimana memastikan agar mereka mampu mengemban pengetahuan yang semakin kompleks dan luas itu supaya pengetahuan menjadi rumah yang indah bagi kemanusiaan dan peradaban.

Mengandaikan sebuah design etik dalam skala raksasa untuk bisa merespon tantangan kompleksitas dan keluasan pengetahuan barangkali hanyalah impian kosong belaka. Barangkali kita bisa menjelmakan harapan itu menjadi mantra-mantra sederhana, yang mengubah setiap anak-anak jaman yang mampu menghidupinya menjadi pengemban hati nurani di hadapan pengetahuan : kesadaran bahwa setiap kali pengetahuan itu dibagikan kepada seseorang, dibagikan pula kekuasaan atas nasib sesama dan alam kepadanya. Melatih mata hati dan melekatkan refleksi pada setiap lembar pengetahuan yang dibagikan.

Kepada mereka yang studi kedokteran dan farmasi, diberi pengetahuan untuk menentukan hidup mati seseorang, kepada seorang yang belajar genetika diberi kekuatan untuk menata ulang kode-kode segala makhluk, kepada mereka yang belajar atom dibuka wawasan tentang cara membuat energi untuk menggerakkan dan menghancurkan kehidupan, kepada mereka yang belajar IT diberi kuasa menulis program dan mengelola data yang menggerakkan semua benda, kepada mereka yang belajar politik diberkati dengan kemampuan untuk mengendalikan sistem sistem kekuasaan yang menguasai banyak orang. Kepada mereka semua kita menitipkan hidup kita.

Dan melampaui kecemasan-kecemasan itu, inilah saat terbaik kita untuk merenungkan kembali pengetahuan sebagai puisi-puisi jernih kesadaran, pengetahuan sebagai pengalaman dicintai Sang Pangkal Kehidupan, pengetahuan sebagai adorasi para cendekia kepada Penciptanya. Maka segenap kerja pengetahuan adalah kurban suci para intelektual peziarah jaman, tujuan pengetahuan adalah mengkuduskan kehidupan.

 

Tentang Santo Albertus Magnus

Lahir 1193-1207, meninggal 15 November 1280 di Koln, jerman

 

Santo Albertus Agung mendapat julukan Doctor Universalis karena wawasan dan sumbangannya yang sangat luas atas berbagai bidang ilmu pada jamannya. Ilmuwan sebelum era ilmuwan, melahirkan banyak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun