Mohon tunggu...
Lilih Wilda
Lilih Wilda Mohon Tunggu... lainnya -

Ho ho ho

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fanfiction] Takut CLBK

14 April 2013   06:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:13 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lilih Wilda peserta no 8

Ih sebel kenapa akhir-akhir ini suamiku lebih suka menikmati malam sendiri. Menyendiri dan menikmati malam di sana? Di beranda rumah, mungkin agar bisa menikmati kenangan bersamanya? Kenangan bersama seorang perempuan masa lalunya.

Aku tidak pernah bermaksud untuk membuat Kang Juna marah. Tapi malam ini aku benar-benar cemburu. Mengapa dia mau menghabiskan dingin malam seorang diri di teras rumah, tanpa mengajakku serta.

"Kang...ayo tidur," ajakku dengan manja.

"Neng tidurlah dahulu. Akang masih ingin menikmati gemerlap bintang di langit,"

Mendengar jawabannya, membuatku kecewa segera aku pun melengkungkan bibir, mungkin bila lampu bercahaya terang dapat memperjelas wajahku yang murung. Tanpa terasa mataku pun mengeluarkan butiran kecil seperti berkaca-kaca.

Ah, andai saja dia mengerti akan perasaanku yang berkecamuk mungkin aku tak perlu sesedih ini. Tapi itu tidak mungkin bukan? Karena itulah api cemburuku terbakar.

----

Alin nama gadis itu, adalah kekasih suamiku bertahun-tahun lalu. Gadis dengan wajah bulat dan hidung mancung. Sedang kulitnya putih mulus. Berbeda denganku yang berkulit sawo matang.

Kami kuliah di tempat yang sama. Bahkan kami bertiga adalah sahabat yang baik. Alin dan Kang Juna adalah sepasang kekasih sedangkan aku seperti obat nyamuk di antara mereka. Pernah suatu waktu di taman kampus kami, tubuh Alin berada di dalam dekapan Kang Juna. Kulihat mereka bertatapan sangat mesra, kemudia Juna mengecup bibir Alin, lalu kecupan itu berubah menjadi lumatan. Hmmm sungguh mambuatku iri.

"Sayang...maafkan aku," tiba-tiba Alin menepiskan kecupan Kang Juna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun