Persiraja dan PSBS Biak akan saling berkunjung melintasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Barangkali, pertandingan yang melibatkan keduanya akan menjadi rekor terpanjang perjalanan klub sepak bola Indonesia menapaki kompetisi dalam negeri di musim ini.
Sedangkan klub lawas yang sudah malang melintang di persepakbolaan Indonesia, Semen Padang, akan menjajal "pendatang baru" Malut United. Sembari menunggu kelarnya renovasi bakal homebase aslinya, klub asal Maluku Utara itu akan berkandang di Jakarta.
Babak semifinal dijadwalkan berlangsung tanggal 25 dan 29 Februari 2024 mendatang. Dalam partai yang rencananya digelar dua leg itu akan muncul dua klub pemenang yang berhak langsung promosi ke Liga 1.
Sementara itu, satu tiket promosi tersisa akan diperebutkan oleh dua tim yang tersisih dalam laga partai semifinal. Keduanya akan berusaha meraih tiket terakhir melalui dua pertarungan kandang dan tandang yang akan dilangsungkan tanggal 5 dan 9 Maret 2024 yang akan datang.
Di Liga 1 sendiri belum satu pun klub dipastikan terdegradasi. Secara matematis, hanya pemuncak klasemen sementara, Borneo FC, yang tak mungkin lagi terperosok ke jurang degradasi. Hal itu pun hanya bila tak muncul pelanggaran berat yang berbuntut hukuman berupa pengurangan poin secara signifikan.
Potensi Timbulnya Masalah Keuangan di Liga 1 2024-2025
Menilik calon-calon pesertanya, apakah kelak kompetisi Liga 1 bakal lebih berkualitas? Tentu saja terlalu dini menyigi kualitas sebuah kompetisi. Banyak sekali variabel yang mesti diteliti.
Namun, ada satu urusan yang hampir pasti akan membebani semua peserta kompetisi Liga 1 musim 2024-2025. Melihat peta sebaran pesertanya, terdapat potensi membengkaknya biaya yang harus dikeluarkan masing-masing klub peserta Liga 1 musim mendatang.
Para pemilik klub dan bendahara mesti berhitung lebih cermat akan kekuatan finansial mereka. Klub-klub peserta Liga 1 harus merogoh kocek lebih dalam di musim depan.Â
Melawat ke ujung barat Sumatra atau ke Maluku Utara (dengan asumsi Stadion Kie Raha Ternate tuntas direnovasi sehingga memenuhi syarat sebagai kandang tim Liga 1), atau ke Papua, atau bahkan sekaligus ketiganya, tentu membutuhkan lebih banyak biaya.
Namun, persoalan ini mestinya tidak akan banyak berpengaruh mengingat sebagian besar peserta Liga 1 punya pengalaman serupa. Di musim 2021-2022, Liga 1 menghadirkan dua klub dari ujung barat dan timur Indonesia.Â
Kala itu, Persiraja dan Persipura bersama enam belas klub lainnya bisa merampungkan tugas mereka menjalani kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia.