Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Literasi yang Semakin Sunyi

17 Mei 2020   05:44 Diperbarui: 25 Mei 2020   20:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Pexels.com/Andrea Piacquadio

Barangkali kita masih sempat menyaksikan
anak lelaki atau perempuan dengan raut wajah berubah-ubah
berbaring dengan sebelah kaki menumpang pada kaki lainnya
dan sejilid kumpulan kisah dalam cengkeraman kedua tangannya

Sesekali kedua bola matanya berbinar-binar
dan dari bibir mungilnya tawa lirih acap terlontar
seakan bayangan masa mendatang telah hinggap
membuat kita merasa tenang dan penuh harap

Sementara dalam keseharian kita
suara aneka mesin perang dan bunyi tembakan senjata
lebih sering terdengar menggema dari sudut kamar
entah makhluk sekejam apa yang dihujani peluru secara barbar

Apakah kelak kita akan benar-benar kehilangan
adegan anak-anak telentang di sofa ruang keluarga
dengan sebelah kaki diangkat atau keduanya diselonjorkan
dan setumpuk cerita yang tak sabar menungguinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun