3 Alasan untuk Terus Menulis
Sedikitnya saya telah menemukan 3 alasan untuk tetap setia dengan papan ketik di depan mata. Aktivitas menulis tak akan beranjak meninggalkan keseharian saya. Berikut ini beberapa alasan yang akan membikin saya tetap betah mengetik banyak kata.
Alasan pertama, persis di depan mata saya terpampang sebuah buku yang sangat menggairahkan. Buku apik itu ditulis oleh Mark Levy dan dijuduli "Menjadi Genius dengan Menulis". Sejilid buku yang telah lama tersimpan di rak dan telah saya lahap seluruh isinya. Dan kini, saya tertarik untuk kembali mencernanya.
Meskipun tak akan membikin IQ saya mampu menyaingi kepunyaan Albert Einstein, tapi beberapa ulasan dalam buku ini membikin saya tambah yakin. Sebuah keyakinan bahwa kegiatan menulis akan memberikan tambahan kesehatan lahir dan batin. Asal tak melupakan urusan-urusan penting yang lain.
Nggak mungkin kan, saya berpaling dari kemungkinan menjadi "jenius" seperti kata Pak Levy hanya gara-gara saldo Gopay yang "tak seberapa"?
Alasan yang kedua adalah rasa malu kepada para Kompasianer. Baru beberapa hari yang lalu saya menayangkan sebuah tulisan yang mengajak (diri saya sendiri dan berharap juga) orang-orang untuk giat menulis (ini dia artikelnya). Masak sekarang malah saya sendiri yang berhenti. Di mana saya harus menaruh muka saya nanti?
Dan alasan ketiga, inilah yang sedang aktual belakangan ini. #KerjadiRumah, #IbadahdiRumah, pokoknya #Apa-apadiRumah. Lha menulis itu kegiatan paling asyik yang bisa saya lakukan selagi berada di rumah.  Kalau berhenti, ntar stres bertambah parah, ini kan rekreasi yang murah.
Menulis Adalah Bersuka Ria
Sebetulnya ketiga alasan itu masih dalam hitungan teramat sedikit dan untuk jangka yang sangat pendek. Manfaat menulis jauh lebih banyak dan lebih luas dibandingkan yang telah saya sebutkan di atas. Kalau nggak percaya, cari aja sendiri kebaikan-kebaikan menulis yang telah banyak diulas.
Mengingat banyaknya keuntungan yang bisa menghampiri dengan giat melakukan aktivitas yang satu ini, seringkali saya lupa diri. Saking asyiknya mengetik, kadang-kadang tak terasa di luar rumah telah turun gerimis rintik-rintik. Adakalanya juga diri ini tak menyadari bahwa hari telah hampir berganti.