ilustrasi: pexels.com\startup stock photos
Dua bulan terakhir ini memang terasa cukup kecut bukan hanya di mulut. Setelah harapan memperoleh THR nyaris pupus, K-Rewards pun ternyata hangus.
Dengan rata-rata 5 artikel utama dan 3 artikel pilihan per bulan nangkring di laman Kompasiana, ternyata belum mampu mendongkrak perolehan "suara". Akibatnya, rekening Gopay tak beranjak dari posisi semula.
THR sudah hampir terjungkir, K-Rewards pun enggan mampir! Gimana perasaan nggak ketar-ketir? Pada saat kebutuhan pulsa meningkat, tambahan pemasukan tak bisa diharap.
Padahal saya melihat jumlah pageviews yang nongol terbilang lumayan. Rata-rata enam ribuan pengunjung dalam sebulan terlihat singgah ke lapak yang saya gelar.
Dari data yang ada, saya memperkirakan bahwa angka keterbacaan (pageviews) yang tercatat dalam sistem Google Analitics hanya sekitar 30% dari angka yang terlihat pada tayangan Kompasiana. K-Rewards sempat menemui saya di bulan Januari ketika angka keterbacaan mencapai lebih dari 9.000. Sementara itu, pada bulan Februari dan Maret dengan pagewiews yang masing-masing cuma enam ribuan, si reward tak berkenan singgah mengantarkan rupiah.
Namun jangan terburu-buru mempercayai hitung-hitungan ini, ya. Saya kan cuma mengira-ngira. Kalau menginginkan angka-angka yang valid, tanyakan kepada Admin saja.
Saya memaklumi, semua argumentasi itu hanyalah persepsi subyektif yang tak sejalan dengan kondisi yang sebenarnya. Bilangan yang tertera di akun saya merupakan semacam fatamorgana belaka. Yang sesungguhnya tercantum dalam catatan Google Analytics pastinya amat sedikit.
Lantas, akankah keadaan yang demikian membuat saya harus balik badan dan tak lagi berminat membuat tulisan? Waduh, bila ajakan "sesat" itu yang saya ikuti, bukan orang lain yang bakal menderita rugi, tapi diri saya sendiri.