Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

"Le Petit Prince" Dongeng Anak yang Sejatinya Menyasar Orang Dewasa

22 Maret 2020   08:35 Diperbarui: 24 Maret 2020   10:18 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah petikan tentang ungkapan penulis menyangkut kecenderungan orang dewasa akan hal ini rasanya cukup menggelitik untuk saya tuliskan kembali. 

"Jika kalian berkata kepada orang dewasa, 'Aku melihat rumah yang bagus, dibuat dari batu bata merah muda dengan bunga kerenyam di jendela dan burung merpati di atapnya ...', mereka tidak dapat membayangkan rumah itu. Kita harus berkata begini, 'Aku melihat rumah seharga 180 ribu franc.' Baru mereka akan berseru, 'Aduh, betapa bagusnya!'".

Hal-hal yang penting bagi anak-anak adalah urusan yang remeh-temeh bagi manusia dewasa. Begitu pun sebaliknya.

Keempat, penulis melukiskan sebuah gambaran peristiwa yang acap kali melanda orang dewasa (baca: orangtua) dalam berinteraksi dengan anak-anak. Tak terkecuali saya.

Saat itu sang tokoh sedang sangat resah karena melihat kerusakan pesawatnya sangat parah. Perbekalan yang menipis semakin membikin hatinya miris. Maka, ia berpacu dengan waktu, berusaha keras membetulkan pesawatnya sebelum perbekalan tandas.

Perhatiannya tengah terfokus pada upayanya membuka sebuah baut yang terlampau kuat mencengkeram dudukannya. Ia nyaris tak sabar saat pangeran kecil mengajukan pertanyaan yang bikin gusar. Pertanyaan tak penting perihal bunga-bunga berduri yang ditinggalkan sang pangeran di planetnya yang sunyi, telah menyebabkan sang tokoh menjadi sangat kesal hingga memberikan jawaban yang ngasal.

Dan sebuah kalimat yang terlontar dari bibirnya, "Aku sedang sibuk dengan hal-hal yang serius!" telah mengubah keceriaan Pengeran Cilik menjadi rasa frustrasi. Seuntai kalimat yang jamak meluncur dari mulut orang dewasa itu kemudian disesalinya.

Begitulah sederet inspirasi yang saya dapatkan dari sekira setengah buku ini. Buku yang mengingatkan kembali akan pentingnya kemampuan dan kemauan orang dewasa untuk mendengarkan dan berempati. Entah sindiran macam apa lagi yang bakal memerahkan muka saya dari sisa dongeng ini.

Referensi: Antoine de Saint-Exupery, "Le Petit Prince", Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun