Terkait dengan pertandingan yang bakal digelar Persita, selain imbauan kepada para pemain untuk mengurangi interaksi, belum ada kabar adanya pembatasan lain, misalnya terkait penonton.
Sesuai berita yang dirilis Kamis tanggal 5 Maret 2020 kemarin, manajemen Persita belum menyatakan adanya pembatasan supporter untuk mendatangi stadion. Dalam urusan ini, pelatih yang mantan pemain timnas Indonesia yang pernah menceploskan salah satu gol terindah Asia itu mengungkapkan bahwa dirinya masih menunggu instruksi lebih lanjut dari manajemen Persita.
Indikasi awal menunjukkan bahwa publik tidak terlalu terpengaruh oleh isu virus Corona dalam pertandingan Persita versus PSM. Petunjuk itu terlihat pada larisnya tiket pertandingan. Dari total 10.800 lembar yang disiapkan panitia, 90% tiket telah terjual sehari sebelum pertandingan dilangsungkan.
Dan indikasi yang lebih nyata terlihat di stadion. Sorak-sorai dan gemuruh penonton tetap terdengar membahana. Pun tarian-tarian dan gerakan-gerakan penuh semangat khas pendukung sepak bola tetap diperlihatkan oleh para penyuka klub Persita.
Bisa jadi, sembilan tahun absen di panggung tertinggi sepak bola Indonesia turut memicu gairah para penggemar setia. Mereka bersemangat menyaksikan langsung laga pertama tim pujaan di Sport Center Kelapa Dua, kandang mereka.
Di antara kerumunan publik sepak bola Tangerang yang memadati tribun, hanya segelintir orang yang mengenakan masker, sarana kesehatan yang kini identik dengan wabah Corona.Â
Apakah hal ini akibat masyarakat yang telah lebih memahami jalan penularan virus yang tak melalui udara? Atau jangan-jangan mereka tak mendapatkan komoditi primadona itu karena kini telah menjadi barang langka? Entahlah. Namun yang pasti, tak sedikit pun tampak kecemasan pada wajah-wajah mereka.
Demikian pula pemandangan yang tampak di tengah lapangan. Pemain bersalaman dan saling berpelukan tetap dilakukan tanpa rasa sungkan. Sebelum pertandingan, kedua kapten dan para pengadil lapangan saling berjabat tangan.Â
Sepanjang pertandingan pun, para pemain tetap melakukan aksi-aksi yang telah menjadi kebiasaan. Fair play dengan menolong atau sekadar menepuk bahu pemain lawan saat terjadi pelanggaran, juga selebrasi usai mencetak gol dengan pelukan dan gendong-gendongan.
Pendek kata, pemandangan di semua sudut arena nyaris tak menampakkan adanya efek virus Corona.
Hingga wasit meniup peluit panjang tanda usainya pertandingan, suasana kondusif tampak terjaga dengan aman. Hasil pertandingan sendiri, kedua kesebelasan harus puas berbagi angka yang sama.Â